Berita
23 September 2022
16:31 PM
16:25 PM
16:20 PM
16:17 PM
16:13 PM
16:09 PM
16:04 PM
15:50 PM
15:47 PM
15:39 PM
15:29 PM
15:21 PM
15:13 PM
15:11 PM
14:58 PM
14:54 PM
14:44 PM
14:41 PM
14:37 PM
14:33 PM
14:31 PM
14:22 PM
14:20 PM
14:13 PM
14:09 PM
14:06 PM
13:57 PM
13:53 PM
13:49 PM
13:37 PM
13:31 PM
13:18 PM
13:13 PM
12:45 PM
12:42 PM
12:21 PM
12:01 PM
11:59 AM
11:49 AM
11:46 AM
11:41 AM
11:36 AM
11:34 AM
11:29 AM
11:21 AM
11:19 AM
11:15 AM
11:10 AM
11:04 AM
10:58 AM
10:43 AM
10:33 AM
10:30 AM
10:27 AM
10:22 AM
10:18 AM
10:05 AM
10:02 AM
9:57 AM
9:51 AM
9:40 AM
9:35 AM
9:30 AM
9:27 AM
9:21 AM
9:19 AM
9:14 AM
9:11 AM
9:06 AM
9:04 AM
8:59 AM
8:57 AM
8:54 AM
8:52 AM
8:51 AM
8:49 AM
8:40 AM
8:38 AM
8:27 AM
8:23 AM
8:21 AM
8:16 AM
8:03 AM
7:55 AM
7:53 AM
7:48 AM
7:44 AM
7:40 AM
7:36 AM
7:33 AM
7:26 AM
7:24 AM
7:20 AM
7:16 AM
7:13 AM
7:11 AM
7:07 AM
7:05 AM
7:01 AM
Friday, 23 September 2022
17:00 PM - Sumber : news.iqplus.info
65165839
IQPlus, (23/9) - Sesmenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan strategi nasional pengembangan ekonomi digital yaitu melalui program Making Indonesia 4.0 dengan mendorong peran serta generasi muda.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (23/9) Susiwijono menjelaskan pemerintah terus memberikan berbagai pelatihan untuk menciptakan talenta digital mulai dari skilling, re-skilling dan up-skilling.
Beberapa program pun telah dijalankan, seperti Program Kartu Prakerja hingga Program Literasi Digital dan Sea Labs Indonesia bagi talenta digital baru.
Selanjutnya, pemerintah telah mendirikan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI) yang memiliki lima pilar dan fungsi layanan transformasi yang meliputi Showcase Center, Ecosystem Industri 4.0, Capability Center yang dilengkapi LSP, Pusat Pendampingan serta Rekayasa dan Kecerdasan Intelektual.
Terkait para pemangku kepentingan dalam PIDI 4.0 berasal dari berbagai kalangan yang memiliki perannya masing-masing seperti industri, penyedia teknologi, penyedia layanan, start up dan accelerator, Lembaga Penelitian dan Akademisi, Lembaga Keuangan, dan Pemerintah.
Dalam praktiknya, penyedia teknologi dapat memberikan solusi dasar/platform yang terkait dengan Industri 4.0, kemudian penyedia layanan memberikan layanan yang diperlukan seperti penilaian, pelatihan, dan integrasi sistem.
Start up dan accelerator diharapkan mampu menyediakan jasa yang dibutuhkan industri dalam bertransformasi ke industri 4.0. Lembaga Penelitian dan Akademisi sebagai mitra kolaborasi dalam menemukan solusi pain point perusahaan.
Dari segi finansial dan regulasi, lembaga keuangan berperan strategis dalam memberikan insentif pendanaan untuk investasi awal. Dan di sinilah peran pemerintah untuk menyiapkan instrumen pendukung, infrastruktur dalam pelaksanaan operasional PIDI 4.0 dan kebijakan terkait industri 4.0 di Indonesia. (end/ant)