Terakhir diperbarui: 27-12-2025, 19:25
Americas
Yield UST 10Y naik ke sekitar 4.16%, DXY mendekati level terendah dua bulan. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun naik menuju 4.16%. Pelaku pasar kini memproyeksikan dua pemangkasan suku bunga Fed pada 2026 setelah inflasi November lebih rendah dari perkiraan serta dorongan Presiden AS Trump untuk kebijakan yang lebih longgar, meski pejabat Fed masih berseberangan antara kebutuhan jeda versus peluang easing tambahan. Pada saat bersamaan, indeks dolar melemah di bawah 98.4 mendekati level Oktober, terseret ekspektasi pelonggaran lebih lanjut dan lonjakan aset safe haven seperti emas di tengah meningkatnya tensi AS–Venezuela. Dolar juga tertekan terhadap yen setelah Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 1995.
Emas dan perak cetak rekor baru. Harga emas menembus USD4400 per troy ounce untuk pertama kalinya, sementara perak melejit di atas USD68.7 per ounce, keduanya ditopang ekspektasi dua pemangkasan suku bunga Fed tahun depan di tengah inflasi yang melandai dan pasar tenaga kerja yang melemah. Ketegangan geopolitik—mulai dari aksi AS terhadap kapal terkait Venezuela hingga serangan Ukraina pada tanker Rusia di Mediterania—menambah permintaan aset safe haven, bersamaan dengan pembelian bank sentral dan arus masuk ETF yang kuat. Di sisi industri, prospek perak makin solid berkat permintaan dari sektor surya, kendaraan listrik, dan pusat data, mendorong lonjakan harga yang telah mendekati 140% sepanjang 2025.
Europe
Pertumbuhan ekonomi Inggris melambat pada 3Q25. Ekonomi Inggris tumbuh 0.1% pada Q3 2025, melambat dari 0.3% pada kuartal sebelumnya, dipengaruhi kontraksi produksi 0.3% terutama dari manufaktur yang turun 0.8% akibat gangguan besar di industri otomotif setelah serangan siber pada Jaguar Land Rover. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga meningkat 0.3%, belanja pemerintah 0.4%, dan investasi bisnis pulih 1.5%. Secara tahunan, PDB naik 1.3%, sedikit lebih rendah dibanding 1.4% pada Q2.
Yield obligasi Eropa naik dipicu sikap hawkish ECB dan tekanan fiskal. Yield Eropa kompak menguat, dengan Italia 10Y ke 3.56%, Prancis 10Y mendekati 3.6%, dan Bund Jerman sekitar 2.9%, didorong sinyal ECB bahwa pemangkasan suku bunga kecil kemungkinan terjadi dalam waktu dekat serta revisi naik proyeksi pertumbuhan zona euro. Sentimen makin tertekan oleh risiko fiskal: Italia mendapat sorotan terkait kebijakan anggaran 2026 yang dinilai berpotensi menekan likuiditas perbankan, sementara Prancis menghadapi ketidakpastian setelah anggaran 2026 gagal disahkan. Di Jerman, rencana belanja lebih besar dalam anggaran 2026 ikut mendorong kenaikan yield.
Asia
PBoC tahan suku bunga acuan. PBoC mempertahankan Loan Prime Rate 1 tahun di 3.0% dan tenor 5 tahun di 3.5% untuk bulan ketujuh beruntun, sejalan dengan keputusan menahan reverse repo 7 hari di 1.4% yang kini menjadi suku bunga kebijakan utama. Keputusan ini mencerminkan pandangan bahwa stimulus tambahan belum mendesak karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan memenuhi target, meski data terbaru menunjukkan perlambatan: penjualan ritel dan produksi industri November melunak.
Yield JGB dan CGB naik seiring divergensi arah kebijakan moneter. Yield obligasi Jepang tenor 10 tahun melonjak menuju 2.1%, tertinggi sejak 1999, setelah BOJ menaikkan suku bunga 25 bps ke 0.75% dan memberi sinyal normalisasi bertahap di tengah inflasi yang tetap di atas target serta proyeksi kenaikan upah stabil pada 2026; pelemahan yen yang tajam juga mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih cepat. Sementara itu, yield obligasi Tiongkok 10 tahun naik ke sekitar 1.84% setelah PBoC mempertahankan LPR 1 tahun di 3.0% dan tenor 5 tahun di 3.5% untuk bulan ketujuh, mencerminkan jeda stimulus di tengah lemahnya penjualan ritel, produksi industri, dan permintaan kredit. Di sisi fiskal, pemerintah Tiongkok menjanjikan dukungan proaktif pada 2026 untuk mendorong konsumsi dan investasi dengan target pertumbuhan sekitar 5%.
