HUTAMA KARYA : PEMBANGUNAN BENDUNGAN CIJUREY CAPAI 41%
Share via
Terbit Pada
25 September 2025
1758796470988628
IQPlus, (25/9) - Memperingati Hari Tani Nasional 2025, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan petani lewat pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Pembangunan Bendungan Cijurey kini menunjukkan progres signifikan dengan capaian 41% pada pekan ketiga September, lebih cepat 6% dari target semula.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), infrastruktur ini diharapkan menjadi penguat visi swasembada pangan yang tengah digalakkan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa bendungan ini dirancang untuk menjawab tantangan pertanian modern.
Dengan kapasitas tampung 14,37 juta meter kubik, Bendungan Cijurey akan mengairi 2.047 hektar sawah dan meningkatkan intensitas tanam dari 180% menjadi 265%.
Hal ini diproyeksikan dapat melipatgandakan hasil panen padi hingga 463%, dari semula 6.254 ton menjadi 35.235 ton per tahun.
"Angka statistik ini menjadikan Bendungan Cijurey sebagai contoh infrastruktur yang tepat dapat memberi manfaat langsung bagi ribuan petani dan keluarga dari ketergantungan cuaca menjadi kepastian panen," jelas Adjib.
Penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi ciri khas dalam setiap tahap pembangunan bendungan.
Untuk mewujudkan hal ini, Hutama Karya menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program Dekarbonisasi Proyek Konstruksi.
Program ini dilakukan dengan perhitungan jejak karbon secara komprehensif dan tindak lanjut berupa reboisasi, efisiensi energi, serta penggunaan material ramah lingkungan.
Selain berfungsi sebagai irigasi, Bendungan Cijurey juga berpotensi dimanfaatkan untuk energi baru terbarukan melalui pemasangan panel surya terapung hingga 10 MW.
Kehadiran teknologi ini bukan hanya memperkuat diversifikasi sumber energi ramah lingkungan, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon di sektor infrastruktur nasional.
Langkah ini sejalan dengan arah dekarbonisasi perusahaan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Data emisi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan teknologi konstruksi rendah karbon sekaligus memperkuat kebijakan hijau yang dicanangkan pemerintah di bidang infrastruktur.
Dampak Ekonomi untuk Petani dan Masyarakat
Bagi petani, kehadiran bendungan ini membawa harapan baru. Enjang Suhardi (52), seorang petani senior di Jawa Barat, mengungkapkan bahwa selama ini panen hanya bisa dilakukan dua kali setahun dan tidak jarang gagal akibat kekeringan.
"Dengan adanya bendungan, kami berharap bisa panen hingga tiga kali setahun tanpa lagi tergantung pada curah hujan," tuturnya. (end)