BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    FIRST RESOURCES LEPAS DUA ANAK PERUSAHAAN DI INDONESIA

    Terbit Pada

    03 October 2025

    1759456683438967

    IQPlus, (3/10) - Produsen minyak sawit First Resources telah melepas dua anak perusahaannya di Indonesia seiring keluarnya perusahaan dari bisnis perkebunan kelapa sawit di provinsi Papua Barat.

    Setelah penjualan Permata Putera Mandiri (PPM) dan Permata Putera Mandiri (PMP) dengan total penerimaan tunai sekitar Rp405,6 juta, keduanya tidak lagi menjadi anak perusahaan First Resources, ungkap perusahaan tersebut pada Kamis (2 Oktober).

    Sebelum pelepasan tersebut, PPM dan PMP merupakan anak perusahaan tidak langsung dari Austindo Nusantara Jaya sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang diakuisisi First Resources awal tahun ini.

    Pelepasan ini menyusul penyelesaian akuisisi Austindo Nusantara Jaya oleh First Resources dan keputusannya untuk merampingkan jejak perkebunannya dengan keluar dari bisnis perkebunan kelapa sawit di provinsi Papua Barat, Indonesia, ungkap perusahaan tersebut.

    PPM dan PMP sama-sama bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit di Papua Barat. Aset mereka meliputi sekitar 7.400 hektar perkebunan kelapa sawit inti, pabrik kelapa sawit mentah, dan bank lahan yang belum ditanami.

    First Resources menyatakan bahwa mereka sedang dalam proses menentukan nilai wajar aset dan liabilitas Austindo Nusantara Jaya yang dapat diidentifikasi, serta anak perusahaannya, untuk tujuan alokasi harga pembelian.

    Perusahaan mencatat bahwa nilai penjualan ditentukan dengan mengacu pada laporan penilai independen, yang memperhitungkan aset dan liabilitas PPM dan PMP yang ada sebagaimana adanya. Ini termasuk utang keuangan bersih sekitar US$80,1 juta per 31 Juli 2025.

    Berdasarkan penilaian saat ini, nilai aset bersih PPM dan PMP diperkirakan tidak akan berbeda secara material dari nilai penjualan, ungkap First Resources.

    Oleh karena itu, penjualan tersebut diperkirakan tidak akan berdampak material terhadap aset berwujud bersih konsolidasi dan laba per saham perusahaan untuk tahun buku berjalan yang berakhir pada 31 Desember 2025. (end/Bussinesstimes.com)