BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    KEMENPERIN : SBIN JADI ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN DAYA SAING INDUSTRI KERAMIK

    Category

    Business Economics

    Published On

    27 November 2025

    33039755

    IQPlus, (27/11) - Kementerian Perindustrian menegaskan arah kebijakan baru dalam peningkatan daya saing industri nasional melalui Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, yang menekankan empat pilar utama mencakup hilirisasi, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip keberlanjutan.

    Dalam siaran pers Kemenperin (26/11) Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Muhammad Taufik, hadir mewakili Kepala BSKJI, Emmy Suryandari. Ia menyampaikan bahwa SBIN menjadi pedoman utama pembangunan industri yang produktif, efisien, dan berkelanjutan, termasuk bagi sektor keramik nasional.

    "SBIN memberi arah yang jelas bagi pembangunan industri dalam jangka panjang. Melalui strategi ini, peningkatan kualitas dan daya saing industri keramik diharapkan dapat dicapai secara terukur karena dibangun di atas empat pilar utama yang saling terintegrasi, terutama dalam pemanfaatan teknologi dan penerapan standardisasi," ujar Taufik dalam sambutannya dalam acara Temu Usaha Industri (TUI) 2025 yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bandung, Selasa (25/11).

    Pada kuartal I tahun 2025, sektor manufaktur mencatat kontribusi sebesar 17,50% terhadap PDB dengan surplus ekspor mencapai USD 10,4 miliar. Taufik menilai capaian tersebut merupakan sinyal positif bagi keberlanjutan pertumbuhan industri nasional.

    Di sisi lain, industri keramik nasional telah menunjukkan perkembangan signifikan, dengan kapasitas produksi terpasang mencapai 625 juta meter persegi dan tingkat utilisasi meningkat menjadi 75% pada kuartal I 2025 dari sebelumnya 60% pada awal 2024.

    Taufik menjelaskan bahwa transformasi teknologi menjadi prasyarat penting bagi peningkatan daya saing industri keramik, terutama bagi pelaku IKM.

    Ia menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat guna, peningkatan efisiensi, penerapan prinsip industri berkelanjutan, hingga pemenuhan SNI merupakan langkah strategis agar IKM keramik dapat mengambil peran lebih besar dalam pasar nasional dan global.

    "Harapan kita agar IKM keramik nasional dapat terus naik kelas melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas produk, sehingga mampu memperkuat jangkauan pasar dan menghadirkan kontribusi ekonomi yang lebih besar,"ucapnya. (end/ant)