BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    HARGA MINYAK MENTAH ANJLOK HARI KAMIS

    Category

    International News

    Published On

    21 November 2025

    32425414

    IQPlus, (21/11) - Harga minyak mentah anjlok pada hari Kamis (20 November) karena pemerintahan Presiden AS Donald Trump mendesak Ukraina untuk menyetujui perjanjian damai dengan Rusia guna mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada US$63,38 per barel, turun 13 sen AS, atau 0,2 persen. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada US$59,14 per barel, turun 30 sen AS, atau 0,5 persen.

    Kedua harga acuan minyak mentah tersebut naik pada awal sesi Kamis karena penurunan pasokan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, yang dilaporkan pada hari Rabu oleh Badan Informasi Energi AS.

    Proposal perdamaian AS-Rusia mencakup konsesi wilayah Ukraina kepada Rusia dan pengurangan angkatan bersenjata Ukraina, yang keduanya sebelumnya ditolak oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Pada hari Kamis, Zelensky mengatakan bahwa ia akan meninjau proposal tersebut dan berunding dengan Amerika Serikat mengenai rencana perdamaian tersebut.

    "Banyak orang mengira proposal baru ini akan gagal sejak awal bagi Zelensky, tetapi ia tidak langsung menolaknya," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. "Sekarang pertanyaan yang bernilai miliaran dolar adalah, apakah sanksi akan berlaku besok? Jika sudah dekat, sanksi tersebut mungkin akan dicabut atau ditunda."

    Sanksi AS terhadap perdagangan dengan perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil mulai berlaku pada hari Jumat, sementara Lukoil memiliki waktu hingga 13 Desember untuk menjual portofolio internasionalnya yang luas.

    Penarikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan mencerminkan peningkatan penyulingan sebagai respons terhadap margin yang kuat dan permintaan ekspor minyak mentah AS.

    Persediaan minyak mentah turun 3,4 juta barel menjadi 424,2 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November, menurut Badan Informasi Energi (EIA), dibandingkan dengan penurunan sebesar 603.000 barel yang diproyeksikan oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters.

    Meskipun demikian, para analis juga mencatat bahwa stok bensin dan sulingan AS meningkat untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan, yang menunjukkan melambatnya konsumsi. (end/Reuters)