BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    DOLAR MENGUAT TERHADAP MATA UANG LAINNYA

    Published On

    23 October 2025

    29532531

    IQPlus, (23/10) - Dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya pada hari Kamis karena para pedagang menunggu rilis data inflasi konsumen AS yang tertunda pada hari Jumat, sembari mencerna ancaman tarif antara Washington dan Beijing.

    Yen melemah ke level terendah dalam satu minggu terhadap dolar karena pasar menunggu detail paket stimulus besar dari Perdana Menteri baru Sanae Takaichi, yang secara luas dipandang mendukung pelonggaran fiskal dan moneter.

    Poundsterling tetap tertekan setelah data Inggris pada hari Rabu menunjukkan inflasi konsumen tetap stabil di angka 3,8% bulan lalu, bertentangan dengan perkiraan para ekonom yang memperkirakan inflasi akan meningkat.

    Para pedagang bergegas memperkirakan peluang 75% Bank of England memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember naik tajam dari probabilitas 46% sebelum data dipublikasikan meskipun peluang tersebut telah turun kembali menjadi 61% pada hari Kamis.

    Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang tersebut terhadap yen, poundsterling, euro, dan tiga mata uang lainnya, naik tipis 0,05% menjadi 98,979 pada pukul 00.50 GMT.

    Dolar menguat 0,17% menjadi 152,21 yen, dan sebelumnya menyentuh 152,26 yen untuk pertama kalinya sejak 14 Oktober.

    Sterling melemah 0,09% menjadi $1,3345. Euro melemah 0,06% menjadi $1,1604.

    Pemerintah Trump sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap berbagai ekspor berbasis perangkat lunak ke Tiongkok, mulai dari laptop hingga mesin jet, sebagai balasan terhadap putaran terbaru pembatasan ekspor logam tanah jarang yang diberlakukan Beijing, Reuters melaporkan pada hari Rabu.

    Namun, reaksi pasar valuta asing sebagian besar tenang, dengan aset safe haven tradisional seperti yen dan franc Swiss hanya mendapat sedikit dukungan, sementara emas terus melemah dari rekor tertingginya.

    "Ketegangan perdagangan tetap menjadi pendorong volatilitas di pasar (tetapi) dapat dikatakan dengan kuat bahwa pelaku pasar memperkirakan ancaman ini tidak akan terwujud," kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

    "Mereka dianggap sebagai taktik nekat dan cara untuk mendorong negosiasi."Sementara itu, minimnya data makroekonomi resmi AS terus berlanjut dengan penutupan pemerintah yang akan memasuki hari ke-23, meskipun indeks harga konsumen akan dirilis pada hari Jumat, lebih dari seminggu terlambat. Data lain, seperti data penggajian bulanan, belum dirilis sama sekali.

    "Pasar sedang menunggu waktu. Tidak banyak berita yang dapat diandalkan," kata ahli strategi National Australia Bank, Gavin Friend. (end/Reuters)