Terakhir diperbarui: 27-11-2025, 05:33
Americas
Penjualan ritel AS naik 0,2% pada September, PPI rebound 0,3%. Penjualan ritel AS hanya meningkat 0,2% secara bulanan pada September, kenaikan terkecil dalam empat bulan dan di bawah perkiraan 0,4%, setelah naik 0,6% di Agustus. Kenaikan terbesar terjadi di toko serba ada (2,9%) dan SPBU (2%), sementara penurunan terlihat di kategori pakaian (-0,7%) dan penjualan online (-0,7%). Penjualan inti yang digunakan untuk perhitungan PDB turun 0,1%, berbalik dari kenaikan 0,6% bulan sebelumnya. Di sisi lain, indeks harga produsen (PPI) AS naik 0,3% setelah turun 0,1% di Agustus, sejalan ekspektasi, didorong lonjakan harga energi (3,5%) dan makanan (1,1%). Inflasi harga produsen tahunan tetap di 2,7%, dengan inflasi barang mencapai 0,9%, tertinggi dalam lebih dari setahun.
UST yield 10 tahun turun ke 4,0% jelang Thanksgiving di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun melemah ke 4,0%, terendah dalam hampir sebulan, mengikuti penurunan di seluruh kurva seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed 25 bps pada Desember. Data ritel September yang lemah dan penurunan tajam pekerjaan swasta menurut ADP menambah kekhawatiran terhadap konsumen AS. Komentar dovish Gubernur Waller dan Presiden Fed New York Williams memperkuat konsensus pasar atas pemangkasan suku bunga, berbalik dari ekspektasi sebelumnya untuk menahan. Tekanan tambahan datang dari rencana FDIC melonggarkan aturan SLR agar bank besar dapat menambah kepemilikan Treasury.
Europe
Sentimen ritel Inggris anjlok ke –32, terendah dalam 17 tahun. Indeks penjualan ritel CBI turun ke –32 pada November dari –27 bulan sebelumnya, di bawah perkiraan –30, menandai penurunan kepercayaan terdalam sejak 2008. Pelemahan ini mencerminkan kontraksi berkepanjangan menjelang pengumuman anggaran 26 November, dengan proyeksi penurunan penjualan berlanjut pada Desember. Sentimen bisnis dan rencana investasi tetap tertekan, sementara lapangan kerja diperkirakan menyusut lebih cepat. Inflasi harga jual ritel mereda mendekati rata-rata jangka panjang.
Harga WTI turun di tengah kabar kesepakatan damai Ukraina-Rusia. Kontrak berjangka minyak WTI melemah sekitar 2% ke USD57,7 per barel, terendah dalam lima pekan, setelah laporan menyebut Ukraina menyetujui syarat revisi kesepakatan damai dengan Rusia. Negosiasi berlangsung di Jenewa dan Abu Dhabi, meski serangan udara semalam menunjukkan ketegangan masih tinggi. Potensi berakhirnya konflik dapat memengaruhi pasar minyak karena Rusia, produsen utama yang terkena sanksi Barat, berpeluang meningkatkan produksi di tengah pasar yang sudah menuju kelebihan pasokan. d
Asia
Yen menguat di tengah spekulasi intervensi Jepang. Yen Jepang naik ke sekitar 156,6/USD, memulihkan pelemahan sebelumnya di tengah spekulasi intervensi pemerintah untuk menahan depresiasi mata uang. Penasihat PM Takuji Aida menyatakan Tokyo siap melakukan intervensi aktif, sejalan dengan sinyal dari Gubernur BOJ Kazuo Ueda dan Menteri Keuangan Satsuki Katayama. Pasar menyoroti libur AS pekan ini sebagai peluang intervensi karena likuiditas rendah dapat memperkuat dampak. Yen sebelumnya melemah sejak awal Oktober setelah PM Takaichi terpilih dan meluncurkan paket fiskal besar serta mendukung kebijakan moneter longgar.
PBoC suntik likuiditas bersih CNY100 miliar lewat fasilitas MLF. Bank Sentral China menyalurkan CNY1 triliun melalui fasilitas MLF satu tahun pada 25 November, dengan CNY900 miliar jatuh tempo sehingga injeksi bersih hanya CNY100 miliar, lebih rendah dari Oktober. Langkah ini menjadi bulan kesembilan berturut-turut injeksi bersih untuk menjaga likuiditas perbankan. Operasi dilakukan melalui metode penawaran kuantitas tetap dan harga berganda, mencerminkan upaya PBoC menjaga stabilitas pendanaan di tengah kebutuhan likuiditas akhir tahun.
