UNTUK PERTAMA KALINYA, TIONGKOK TAK BELI KEDELAI ASAL AMERIKA
Share via
Terbit Pada
19 September 2025
1758253663960761
IQPlus, (19/9) - Untuk pertama kalinya setidaknya sejak tahun 1990-an, Tiongkok tidak membeli kedelai AS di awal musim ekspor, sebuah tanda bahwa Beijing sekali lagi menggunakan pertanian sebagai daya ungkit dalam perang dagangnya dengan Washington.
Sebagai pembeli kedelai terbesar dunia, Tiongkok memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pasar global. Kini, Tiongkok menghidupkan kembali taktik yang sudah lazim, yaitu menahan pembelian dari AS, yang diterapkan selama perang dagang pertama di bawah Presiden AS Donald Trump, di tengah upaya kedua negara untuk mencapai gencatan senjata yang rapuh.
Data dari Departemen Pertanian AS menunjukkan Tiongkok belum memesan satu kargo pun hingga 11 September, hampir dua minggu memasuki musim pemasaran baru, pertama kalinya dalam catatan sejak tahun 1999. Tahun lalu, AS menyumbang seperlima dari impor kedelai Tiongkok, senilai lebih dari US$12 miliar, dan menyumbang lebih dari setengah total nilai ekspor kedelai AS.
Beijing, dengan stok yang melimpah, mengisyaratkan kesabaran dan kapasitas untuk menunggu, serta kesediaannya untuk menggunakan komoditas sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan perdagangan yang lebih luas. Presiden Xi Jinping dijadwalkan berbicara dengan Trump pada hari Jumat (19 September), di tengah perdebatan kedua negara mengenai pembatasan semikonduktor dan logam tanah jarang. Menjelang pertemuan tersebut, Tiongkok meningkatkan tekanan dengan mengumumkan bahwa penyelidikan awal menemukan Nvidia melanggar undang-undang antimonopoli.
"Pendekatan Tiongkok terhadap kedelai serupa dengan pendekatannya terhadap logam tanah jarang, karena mencerminkan perencanaan matang selama bertahun-tahun sejak perang dagang terakhir," kata Even Pay, analis pertanian di Trivium China, sebuah konsultan kebijakan di Beijing.
"Para pembeli tidak hanya merespons tarif tinggi yang masih berlaku untuk kedelai AS, tetapi juga tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi mengenai prospek jangka pendek tarif tersebut, dan sinyal politik yang sangat jelas bahwa Beijing tidak ingin pembelian terjadi tanpa persetujuan resmi dari pejabat," ujarnya.
Strategi itu tampaknya membuahkan hasil. Para petani AS, yang dibanjiri panen berlimpah, menghadapi harga yang mendekati level terendah dalam beberapa tahun. Para petani kedelai, yang merupakan blok pemilih utama Trump, telah memperingatkan tentang "jurang perdagangan dan keuangan", mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan dengan Tiongkok yang menghapus tarif. Kedelai AS yang masuk ke Tiongkok saat ini dikenakan bea masuk lebih dari 20 persen. (end/Bloomberg)