BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    THAILAND CATAT DEFISIT DAGANG TERBESAR SEJAK AWAL 2023

    Kategori

    Berita Internasional

    Terbit Pada

    25 November 2025

    32845520

    IQPlus, (25/11) - Thailand mencatat defisit perdagangan terbesar sejak awal 2023, dimana lonjakan impor barang modal dan bahan baku dari Tiongkok, bahkan ketika ekspor kehilangan momentum setelah pembeli AS meningkatkan pembelian untuk menghindari tarif yang lebih tinggi.

    Pengiriman barang masuk melonjak 16,3 persen pada bulan Oktober, bahkan melampaui perkiraan paling optimis dalam survei ekonom Bloomberg, sementara ekspor hanya tumbuh 5,7 persen, meleset dari perkiraan. Akibatnya, neraca perdagangan negara itu berayun ke defisit US$3,4 miliar, dari surplus US$1,3 miliar sebulan sebelumnya, data Kementerian Perdagangan menunjukkan pada hari Selasa (25 November).

    Defisit yang lebih besar menggarisbawahi ketidakseimbangan dalam ekonomi Thailand yang didorong oleh perdagangan. Defisit yang berkelanjutan dapat membebani pertumbuhan secara keseluruhan, menekan baht, dan mempersulit kebijakan moneter di saat bank sentral, serta Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, sedang berusaha mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.

    Ekspor merupakan pendorong utama ekonomi Thailand, menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto. Ketergantungan negara yang tinggi pada perdagangan internasional membuatnya rentan terhadap fluktuasi mata uang dan kebijakan tarif global yang dapat mengikis daya saing. Pengiriman Thailand ke AS, pasar ekspor terbesar negara itu, menghadapi tarif hingga 19 persen, yang semakin membebani permintaan.

    Baht telah menguat lebih dari 5 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, melampaui sebagian besar mata uang Asia lainnya dan membuat produk Thailand lebih mahal. Baht mempertahankan penguatan sebesar 0,4 persen terhadap dolar AS setelah rilis data perdagangan.

    Defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan "mungkin positif karena akan membantu mengurangi tekanan pada surplus neraca berjalan Thailand dan penguatan baht," ujar Nantapong Chiralerspong, direktur jenderal Kantor Kebijakan dan Strategi Perdagangan, kepada para wartawan.

    Ekspor ke AS naik 32,9 persen dibandingkan tahun lalu, mencatat pertumbuhan selama 25 bulan berturut-turut, didorong oleh komputer dan suku cadang, mesin, dan baja. Pengiriman ke Tiongkok tumbuh 9,3 persen bulan lalu, menurut Kementerian Perdagangan. (end/Bloomberg)