SAHAM ANGLO AMERICAN NAIK 8% USAI KABAR MERGER DENGAN TECK RESOURCES
Share via
Terbit Pada
09 September 2025
1757405300714493
IQPlus, (9/9) - Saham-saham Eropa sedikit menguat pada hari Selasa, dengan investor di kawasan tersebut berfokus pada gejolak politik lebih lanjut di Prancis setelah penggulingan Perdana Menteri Francois Bayrou pada hari Senin.
Indeks Stoxx 600 pan-Eropa mengalami kenaikan 0,1% dalam 10 menit pertama sesi perdagangan, sementara indeks CAC 40 Prancis mengalami kenaikan 0,2%.
Di pasar ekuitas, raksasa pertambangan Anglo American yang terdaftar di Bursa Efek London sahamnya melonjak 5,8% setelah diumumkan bahwa perusahaan tersebut telah sepakat untuk merger dengan Teck Resources dari Kanada untuk menciptakan salah satu dari lima produsen tembaga terbesar dunia.
Saham Teck Resources yang terdaftar di Bursa Efek Frankfurt terakhir kali diperdagangkan 21,7% lebih tinggi.
Perusahaan baru ini, yang akan disebut Anglo Teck, akan berkantor pusat di Kanada dan diperkirakan akan terdaftar di bursa saham di New York, Toronto, London, dan Johannesburg.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan, pemegang saham Anglo American akan memiliki sekitar 62,4% dari entitas gabungan, sementara pemegang saham Teck memegang 37,6% sisanya.
"Anglo American dan Teck yakin bahwa pembentukan Anglo Teck dalam merger yang setara akan memberikan manfaat yang luar biasa dan berkelanjutan bagi Kanada, termasuk membangun perusahaan mineral penting global yang berkantor pusat di Kanada, memperkuat kepemimpinan Kanada dalam mineral penting di panggung dunia," demikian pernyataan bersama kedua perusahaan tersebut.
Para pedagang akan mencermati Prancis minggu ini setelah Bayrou dan pemerintahan minoritas sentrisnya kalah dalam mosi tidak percaya pada hari Senin.
Perdana menteri Prancis secara luas diperkirakan akan kalah dalam mosi tersebut setelah gagal mendapatkan dukungan dari para pesaing politik, baik dari sayap kanan maupun kiri, untuk rencana anggaran 2026 yang bertujuan mengurangi defisit anggaran negara yang menganga.
Kekalahan dalam mosi tidak percaya berarti Presiden Prancis Emmanuel Macron kini harus menunjuk perdana menteri kelima Prancis dalam waktu kurang dari dua tahun. Macron diperkirakan akan memilih sekutu sentris lainnya untuk memimpin pemerintahan minoritas. (end/CNBC)