BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    RUPSLB BNI ANGKAT FEBRIO NATHAN KACARIBU SEBAGAI KOMISARIS PERSEROAN

    Terbit Pada

    16 December 2025

    Saham Terkait

    Terakhir diperbarui: 12-08-2025, 05:20:pm

    34925932

    IQPlus, (16/12) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyepakati pengangkatan Febrio Nathan Kacaribu sebagai Komisaris perseroan untuk menggantikan Suminto yang tidak lagi menjabat sejak 8 Oktober 2025.

    Adapun Febrio saat ini menjabat Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

    "Masa jabatan Bapak Suminto sebagai Komisaris Perseroan berakhir sejak 8 Oktober 2025 dan pengukuhan pemberhentiannya ditetapkan dalam RUPS Luar Biasa ini," kata Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

    Keputusan tersebut merupakan bagian dari mata acara terakhir RUPSLB yang mengukuhkan pemberhentian Suminto sebagai anggota Dewan Komisaris BNI. Pemberhentian ini seiring penugasan Suminto sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ex-officio Kementerian Keuangan sejak Oktober 2025.

    Secara keseluruhan, perseroan menyampaikan bahwa RUPSLB digelar untuk memperkuat arah kebijakan, struktur tata kelola, serta kesiapan perseroan menghadapi tahun buku 2026.

    RUPSLB yang diselenggarakan secara daring itu dipimpin Komisaris Utama BNI Omar Sjawaldy Anwar dan dihadiri jajaran Dewan Komisaris serta Direksi Perseroan.

    Putrama menjelaskan, seluruh keputusan yang diambil dalam RUPSLB merupakan langkah strategis untuk memastikan tata kelola perseroan tetap selaras dengan perubahan regulasi serta mendukung kelancaran eksekusi strategi bisnis ke depan.

    "RUPSLB ini memastikan seluruh aspek tata kelola BNI tetap sejalan dengan perkembangan regulasi dan mendukung kesiapan operasional Perseroan dalam menjalankan strategi bisnis tahun mendatang," kata Putrama.

    Selain agenda pengukuhan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris, RUPSLB menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan, termasuk penyesuaian tata kelola pengawasan oleh Holding Operasional sesuai amanat Undang-Undang BUMN yang diterbitkan pada 2025.

    Perubahan tersebut merupakan tindak lanjut atas permintaan Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN) selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, sebagaimana tertuang dalam Surat Nomor 23/BPU/10/2025 tertanggal 28 Oktober 2025.

    RUPSLB juga memberikan persetujuan pendelegasian kewenangan terkait penyusunan dan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026. Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat proses perencanaan serta memastikan kesiapan operasional perseroan memasuki tahun buku berikutnya.

    Selanjutnya, pemegang saham juga menyetujui hasil pengkinian dokumen Recovery Plan 2025/2026 sebagai bagian dari pemenuhan ketentuan regulator dan penguatan perencanaan keberlanjutan operasional BNI.

    BNI membukukan kinerja keuangan yang solid kuartal III-2025, baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana.

    Hingga akhir September 2025, BNI menyalurkan kredit Rp812 triliun, tumbuh 10,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan pertumbuhan kredit yang lebih seimbang dan sehat di semua segmen bisnis.

    Di sisi pendanaan, dana murah (CASA) tumbuh 13,3 persen yoy menjadi Rp613,4 triliun yang ditopang oleh pertumbuhan solid pada giro sebesar 14,0 persen dan tabungan sebesar 12,6 persen yoy.

    Pertumbuhan deposito mencapai 40,4 persen yoy menjadi Rp320,9 triliun, termasuk faktor adanya injeksi likuiditas dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari Kementerian Keuangan.

    Akumulasi total dana pihak ketiga (DPK) BNI tercatat tumbuh sebesar 21,4 persen menjadi Rp934,3 triliun pada akhir September 2025.

    Dengan penguatan tata kelola melalui RUPSLB serta kinerja keuangan yang tetap solid, perseroan menegaskan kesiapannya dalam menghadapi tantangan bisnis 2026.

    Penyesuaian struktur dan kebijakan yang dilakukan diharapkan mampu menjaga kesinambungan pertumbuhan, meningkatkan ketahanan perseroan, serta memperkuat kepercayaan pemegang saham dan pemangku kepentingan di tengah dinamika industri perbankan nasional dan global. (end/ant)