PTBA DAN UGM KOLABORASI CIPTAKAN KALIUM HUMAT GUNA TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
Share via
Terbit Pada
15 September 2025
1757921282244744
IQPlus, (15/9) - Dari batu bara kalori rendah, lahirlah harapan baru untuk pertanian. Sebuah produk bernama Kalium Humat, menjadi salah satu bukti bahwa batu bara tidak hanya bisa dibakar menjadi energi, namun juga memberi kehidupan baru bagi tanah dan tanaman melalui teknologi hilirisasi.
Inovasi Kalium Humat bukan sekadar soal teknologi. Produk ini adalah jembatan yang menghubungkan dua dunia yang selama ini dianggap berjauhan: pertambangan dan pertanian. Dari lahan tambang yang dulu identik dengan energi fosil, kini lahir energi baru yang menumbuhkan kehidupan di sawah dan ladang.
Kehadiran kalium humat merupakan buah kolaborasi riset dan pengembangan PT Bukit Asam Tbk dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam meningkatkan nilai tambah batu bara. Keduanya pun telah meluncurkan pilot project alat produksi kalium humat pada Agustus 2025 lalu.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menegaskan, inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi para petani. Kolaborasi ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk hilirisasi dan swasembada pangan.
"Sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui proyek percontohan ini, PTBA bertekad memberikan kontribusi nyata bagi agenda pembangunan nasional," jelas Arsal.
Sebagai anggota holding BUMN Pertambangan, PTBA juga telah siap memasarkan Kalium Humat ini dengan merek BA Grow. Nantinya BA Grow yang akan dikomersialisasikan akan terdiri dari bentuk padat dan cair.
Implementasi penggunaan kalium humat inipun telah dilakukan di demplot Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasilnya pun cukup menggembirakan, penggunaan Kalium Humat mampu meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30% dan mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai 50%.
Hasan Asnawi, salah satu petani di Kelompok Tani Bimomartani, mengungkapkan bahwa penggunaan kalium humat telah membawa perubahan signifikan pada hasil panennya.
"Pemakaian kalium humat terbukti meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk urea dan NPK," jelas Asnawi.
Ia juga berharap BA Grow bisa segera digunakan oleh semua petani di Indonesia, karena "hasilnya memang beda, di rasa berasnya juga lebih enak," tambahnya. (end)
Riset Terkait
Berita Terkait