PERTUMBUHAN PDB Q3 SINGAPURA LEBIHI PERKIRAAN
Share via
Category
International News
Published On
21 November 2025
32431174
IQPlus, (21/11) - Singapura pada hari Jumat meningkatkan prospek ekonominya untuk tahun 2025 karena pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga melampaui ekspektasi pasar dan estimasi awal.
PDB naik 4,2% pada kuartal ketiga dibandingkan tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan, lebih cepat dari estimasi awal resmi sebesar 2,9% yang dirilis bulan lalu dan proyeksi median sebesar 4,0% dalam jajak pendapat ekonom Reuters.
Berdasarkan basis musiman yang disesuaikan secara kuartal ke kuartal, PDB tumbuh 2,4% dari kuartal kedua.
Kementerian Perdagangan menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB untuk tahun 2025 menjadi "sekitar 4,0%" dari kisaran sebelumnya 1,5% hingga 2,5%.
Kementerian memperkirakan pertumbuhan PDB tahun 2026 sebesar 1,0% hingga 3,0%.
"Kondisi ekonomi global ternyata lebih tangguh dari yang diperkirakan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan. "Khususnya, pertumbuhan PDB di sebagian besar mitra dagang utama Singapura lebih baik dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga tahun 2025."
Menanggapi pertanyaan tentang apakah proyeksi kementerian untuk tahun 2026 terlalu konservatif, Sekretaris Tetap Kementerian Perdagangan, Beh Swan Gin, mengatakan risiko tetap ada seputar ketegangan perdagangan atau perlambatan belanja untuk kecerdasan buatan, yang selama ini menjadi sumber utama kekuatan ekspor.
"Sekalipun permintaan AI, dalam hal permintaan jasa, tetap tangguh, tingkat belanja modal dapat melambat jika pasar modal melemah secara signifikan," ujarnya.
Dalam pernyataan terpisah, Enterprise Singapore menyatakan telah mempersempit proyeksi pertumbuhan ekspor domestik nonmigas tahun 2025 menjadi "sekitar 2,5%", dari pertumbuhan 1% menjadi 3%, karena mereka memperkirakan permintaan yang kuat terkait AI dan harga emas yang tinggi akan memberikan dukungan bagi pengiriman pada kuartal keempat.
Untuk tahun 2026, mereka memperkirakan ekspor nonmigas akan tumbuh sebesar 0% hingga 2%.
Dalam tinjauan pada bulan Oktober, Otoritas Moneter Singapura (MOO) tidak mengubah kebijakan moneter karena pertumbuhan di negara-kota tersebut tetap tangguh meskipun ada tantangan dari tarif impor AS. (end/Reuters)
Related Research
News Related
