BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    PERKUAT BACKLOG KONTRAK, BULL KEMBANGKAN EMPAT PILAR BISNIS ENERGI LAUT

    Terbit Pada

    15 December 2025

    Saham Terkait

    Terakhir diperbarui: 15-12-2025, 09:50:am

    34830928

    IQPlus, (15/12) - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) tengah menjalani transformasi strategis guna memperkuat backlog pendapatan berbasis kontrak serta meningkatkan kapasitas perusahaan dalam memasuki segmen transportasi LNG dan pengembangan angkutan minyak mentah maupun produk minyak.

    Corporate Secretary BULL, Krisnanto Tedjaprawira menuturkan bahwa dalam strategi jangka menengah hingga panjang, perseroan memfokuskan pengembangan bisnis pada empat pilar utama, yakni transportasi LNG, pengembangan fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk gasifikasi LNG, produksi serta penyimpanan minyak mentah dan gas alam lepas pantai, serta transportasi minyak mentah dan produk minyak.

    "Kami menilai pendekatan empat pilar ini akan melipatgandakan potensi pertumbuhan perusahaan sekaligus menciptakan sumber pendapatan yang lebih terdiversifikasi di sektor pelayaran, infrastruktur energi, dan produksi hulu,"katanya, dalam keterangan tertulis.

    Untuk memaksimalkan pengembangan usaha, menurut Krisnanto, perseroan tidak hanya mengandalkan pertumbuhan organik melalui pembelian kapal tanker secara bertahap, tetapi juga secara aktif mengidentifikasi peluang pertumbuhan anorganik melalui akuisisi aset yang bersifat accretive dan memberikan nilai tambah bagi kinerja keuangan perusahaan.

    "Strategi tersebut dirancang untuk menyeimbangkan portofolio bisnis antara segmen spot dengan margin tinggi dan bisnis berbasis kontrak jangka panjang yang menawarkan stabilitas pendapatan. Selain itu, perseroan menerapkan disiplin modal yang ketat melalui investasi dan kemitraan strategis yang selektif,"tegasnya.

    Melalui sinergi operasional dan teknis di seluruh aset terapung, BULL optimistis dapat memperkuat daya saing sekaligus memposisikan perusahaan secara optimal dalam menghadapi transisi energi, tanpa mengesampingkan eksposur terhadap bisnis hidrokarbon yang masih menjadi tulang punggung industri energi global. (end)