BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    PELAKU PASAR MASIH MENCERMATI KEBIJAKAN MENKEU BARU

    Terbit Pada

    23 September 2025

    1758616418118710

    IQPlus, (23/9) - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai bahwa reshuffle kabinet terbaru yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto, khususnya penggantian Menteri Keuangan, menjadi perhatian utama pelaku pasar karena akan menentukan arah kebijakan fiskal ke depan.

    Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, menjelaskan bahwa pasar tengah mencermati arah kebijakan fiskal setelah Sri Mulyani Indrawati digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan.

    "Sejak 2016, Sri Mulyani dikenal menekankan disiplin fiskal dan transparansi anggaran. Dengan pergantian ini, mandat Presiden kepada Menteri Keuangan baru adalah mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi 8%," ujar Rully dalam Media Day: September 2025 by Mirae Asset bertema New Economic Policy: Impact on Growth and Capital Market, Selasa 23 September 2025.

    Menurut Rully, ke depannya publik akan melihat kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dengan peran pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan

    Dia menambahkan kebijakan ekonomi yang menjadi sorotan pasar di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa antara lain adalah, pertama, pergeseran dari disiplin fiskal menuju kebijakan pro-growth dengan target pertumbuhan ekonomi 8%.

    Kedua, kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, melalui peningkatan belanja pemerintah dan dukungan terhadap program prioritas, salah satunya adalah dengan menyalurkan dana kredit ke bank-bank BUMN senilai Rp 200 triliun. Ketiga, optimalisasi peran sektor swasta dan pemerintah dalam mendorong investasi dan konsumsi.

    Dia menambahkan bahwa meskipun latar belakang Purbaya sebagai ekonom dan mantan pejabat BUMN memberikan keyakinan akan kapasitasnya, pelaku pasar tetap menunggu kejelasan mengenai komitmen disiplin fiskal, transparansi anggaran, dan sumber pembiayaan program prioritas pemerintah.

    Dengan demikian maka implikasi kebijakan baru tersebut bagi pasar modal adalah volatilitas jangka pendek yang berpotensi berlanjut, tetapi peluang investasi tetap terbuka dalam periode konsolidasi.

    "Pasar masih menantikan kepastian apakah kebijakan ekspansif ini akan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Ketidakpastian tersebut menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan indeks saham dan meningkatkan volatilitas pasar obligasi," jelas Rully.

    Menurut dia, Mirae Asset memprediksi bahwa pelemahan pasar saham masih berpotensi berlanjut dalam jangka pendek. Namun, kondisi tersebut justru dapat menjadi momentum bagi investor untuk membeli di saat koreksi (buy on weakness) pada saham-saham pilihan.

    Rully menyarankan sektor perbankan yang diprediksi kinerjanya dapat membaik terutama untuk bank BUMN dengan adanya penyaluran dana Rp 200 triliun, asalkan tidak diikuti dengan kenaikan kredit tidak lancar (NPL) yang signifikan.

    Selain saham-saham emiten perbankan, dia juga merekomendasikan saham TLKM, TOWR, MTEL, JPFA, KLBF, dan BRPT sebagai saham pilihan yang berpotensi menarik dalam periode konsolidasi ini.

    Acara Media Day tersebut diselenggarakan secara online sebagai bagian dari agenda rutin bulanan Mirae Asset Sekuritas Indonesia untuk memberikan pembaruan informasi terkini mengenai prospek pasar, kebijakan ekonomi, serta peluang investasi bagi investor ritel maupun institusi. (end)