OUTPUT PABRIK SINGAPURA NAIK 29,1 PERSEN PADA BULAN OKTOBER
Share via
Kategori
Berita Internasional
Terbit Pada
26 November 2025
32945084
IQPlus, (26/11) - Output pabrik Singapura melonjak 29,1 persen secara tahunan (year-on-year) pada bulan Oktober didorong oleh lonjakan manufaktur farmasi, yang meningkat dari reli bulan sebelumnya, menurut data dari Dewan Pengembangan Ekonomi (EDB) pada hari Rabu (26 November).
Output manufaktur tumbuh 16,2 persen pada bulan September, setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Tidak termasuk manufaktur biomedis yang biasanya fluktuatif, produksi industri pada bulan Oktober meningkat 15,8 persen secara tahunan (year-on-year).
Berdasarkan penyesuaian musiman bulanan, output keseluruhan tumbuh 11,5 persen pada bulan Oktober. Output, tidak termasuk manufaktur biomedis, naik sebesar 11,7 persen.
Output pabrik tumbuh secara menyeluruh, kecuali untuk manufaktur umum.
Manufaktur biomedis pada bulan Oktober melonjak 89,6 persen secara tahunan, didorong oleh lonjakan 122,9 persen di segmen farmasi.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi bahan aktif farmasi dan produk biologis, ungkap EDB. Sementara itu, segmen teknologi medis tumbuh 7,3 persen.
Teknik transportasi merupakan klaster dengan kinerja terbaik berikutnya, dengan peningkatan output sebesar 29,5 persen dari tahun ke tahun.
Hal ini sebagian besar didorong oleh segmen kedirgantaraan, yang didukung oleh peningkatan produksi suku cadang pesawat dan peningkatan pekerjaan perawatan, perbaikan, dan overhaul bernilai tinggi dari maskapai komersial.
Klaster elektronik utama mencatat ekspansi output sebesar 26,9 persen year-on-year, didukung oleh lonjakan 155,6 persen di segmen infokomunikasi dan elektronik konsumen.
Output rekayasa presisi tumbuh 12,2 persen year-on-year, ditopang oleh segmen mesin dan sistem.
Segmen kimia melaporkan kenaikan output sebesar 2,2 persen year-on-year, dengan ekspansi di segmen barang khusus yang diimbangi oleh penurunan di segmen bahan kimia dan minyak bumi.
Manufaktur umum mencatat kinerja terburuk dengan kontraksi 5,6 persen year-on-year. (end/bussinesstimes.com)
Riset Terkait
Berita Terkait
