BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    KUNJUNGAN DPR KE PABRIK SIDO MUNCUL, IRWAN HIDAYAT DORONG PEMERINTAH DUKUNG RISET TANAMAN OBAT

    Terbit Pada

    18 September 2025

    1758176850440378

    IQPlus, (18/9) - Anggota Komisi IX DPR RI melakukan kunjungan ke Pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk di Klepu, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat, 12 September. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung proses produksi di pabrik Sido Muncul serta membahas isu-isu strategis di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan.

    Turut hadir dalam kunjungan tersebut Dr H Edy Wuryanto, SKP, MKep, dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng III, Dr Sihar PH Sitorus, BSBA, MBA, dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Sumut II, Eko Kurnia Ningsih dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bengkulu, Ade Rezki Pratama, SE, MM, dari Fraksi Gerindra Dapil Sumbar II, Dr Arzetti Bilbina Setyawan, SE, MAP, dari Fraksi PKB Dapil Jatim I, serta Dr H Muh Haris, SS, MSi, dari Fraksi PKS Dapil Jateng I.

    Hadir pula anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Subchan Gatot, Kepala Kanwil BPJS Jateng-DIY Hesnypita, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Ketenagakerjaan Estiarty Haryani, dan Bupati Semarang Ngesti Nugraha beserta jajaran.

    Dalam kesempatan tersebut, Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat memaparkan filosofi perusahaannya sebagai produsen jamu yang berbasis ilmiah. Irwan menekankan, setiap produk Sido Muncul melewati uji klinis, termasuk uji toksisitas dan uji khasiat, untuk menjamin keamanan dan efektivitasnya.

    "Kami adalah perusahaan jamu berbasis ilmiah. Produk kami ini dilakukan uji klinis, fase 1 uji toksisitas, fase 2 uji khasiat," ujar Irwan, dikutip dari laman Beritasatu.

    Sebagai upaya untuk memperkenalkan jamu kepada dunia medis, Irwan mengaku telah menggelar seminar sebanyak 53 kali di berbagai fakultas kedokteran. Langkah ini bertujuan agar para dokter memahami dan dapat mengombinasikan obat herbal dengan obat-obatan farmasi demi pengobatan yang lebih optimal.

    Irwan pun berharap dapat diundang secara khusus oleh Komisi IX DPR RI untuk mempresentasikan gagasan-gagasan strategisnya. Ia menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi industri jamu, seperti klaim produk yang hanya terbatas pada tiga indikasi: pegal linu, masuk angin, dan panas dalam.

    Meskipun demikian, Irwan menyatakan setuju dengan pembatasan ini. Menurutnya, klaim di luar itu, seperti untuk penyakit berat, harus didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Ia melihat potensi besar jamu sebagai pendamping obat-obatan barat, khususnya untuk penyakit-penyakit jangka panjang.

    "Misalnya kalau orang minum obat untuk operasi serebral, kami punya produk-produk untuk melancarkan pembuluh darah di bagian otak. Atau kencing manis, kalau obat barat itu bekerja di saluran kemih, produk-produk jamu itu bekerja di saluran pencernaan," jelas Irwan.

    Irwan juga mengusulkan agar pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk melakukan riset uji toksisitas pada tanaman obat. Menurut Irwan, saat ini dari sekitar 28.000 jenis tanaman obat yang ada di Indonesia, hanya sekitar 350 jenis yang diizinkan oleh BPOM untuk digunakan sebagai bahan baku. Keterbatasan ini menghambat inovasi dan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia.

    "Uji toksisitas itu penting. Kalau lolos, bahan itu bisa dimasukkan ke dalam daftar penggunaan di BPOM. Kalau tiap tahun ada 25 atau 50 tanaman yang diteliti, dalam 10 tahun kita bisa punya 500 bahan baru,. jelasnya.

    Irwan menambahkan bahwa biaya uji toksisitas relatif tidak mahal, yaitu sekitar Rp 200 juta per satu jenis tanaman. Meskipun telah mengusulkan ide ini sejak 10 tahun lalu, ia mengaku belum mendapat respons dari pemerintah.

    Ia berharap, anggota DPR dapat mendesak pemerintah untuk menganggarkan dana riset ini. "Penelitiannya bahan saja, bukan meneliti penyakit," tambahnya.

    Selain inovasi di bidang kesehatan, Irwan juga memaparkan filosofi perusahaannya terkait ketenagakerjaan. Ia menganggap karyawan sebagai pemangku kepentingan (stakeholder) utama, bahkan di atas konsumen.

    "Lomba-lomba yang kami adakan bukan lomba produktivitas, bukan lomba efisiensi, tapi lomba nyanyi, lomba olahraga. Yang penting target kami ini adalah kebahagiaan, karena saya menganggap stakeholder kami yang pertama adalah karyawan,. pungkas Irwan.

    Melalui kunjungan ini, Irwan berharap agar para anggota dewan dapat lebih memahami posisi dan potensi industri jamu di Indonesia, sehingga bisa memberikan masukan dan membantu mendorong regulasi yang mendukung perkembangan industri ke depannya.

    Dalam kunjungan ke pabrik Sido Muncul, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng, Edy Wuryanto menyampaikan kekagumannya terhadap Sido Muncul.

    "Saya sangat terkesan dengan teknologi yang digunakan, kebersihan proses produksinya, termasuk keramahan para karyawannya. Mudah-mudahan Sido Muncul terus berkembang," ungkap Edy. (end)