KEMENPERIN SEBUT SAGU JADI BAHAN BAKU PALING MURAH UNTUK BIOETANOL
Share via
Terbit Pada
29 October 2025
30146634
IQPlus, (29/10) - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan sagu merupakan bahan baku paling murah untuk menghasilkan etanol, yang nantinya dapat diolah menjadi campuran dalam bioetanol.
"Kalau dari nilai bahan bakunya, itu memang sagu yang paling murah untuk bahan baku menjadi etanol saat ini," ujar Putu ketika ditemui di sela pembukaan Pameran Industri Agro yang digelar di Kantor Kementerian Perindustrian Jakarta, Rabu.
Putu menjelaskan, untuk membuat bioetanol dengan harga yang kompetitif, pemerintah perlu mencari bahan baku yang paling murah. Sebab, proses produksi bioetanol relatif sama.
Saat ini, Indonesia memiliki beragam bahan baku yang bisa diolah menjadi etanol, seperti sagu, singkong, jagung, hingga tebu.
"Yang kedua termurah itu cassava (dari singkong). Kalau yang jagung itu sudah agak mahal. Nanti opsinya dibuka, mana yang paling bagus, itu yang didorong," kata Putu.
Apabila nanti program swasembada gula telah berbuah manis, Putu menilai opsi pengolahan tebu menjadi bioetanol menjadi salah satu potensi yang tinggi.
Program swasembada gula itu terkait dengan perkebunan tebu di Merauke, Papua Selatan.
"Di swasembada gula, itu molasses-nya akan meningkat hasilnya. Sehingga ini juga akan sangat potensial untuk masuk ke biofuel (bahan bakar dari bahan organik)," ucapnya.
Selain itu, Kementerian Perindustrian juga sedang memilah biomassa dari tandan kosong kelapa sawit untuk diolah menjadi etanol. Fraksinasi tandan kosong kelapa sawit dibidik dapat menghasilkan semi-selulosa, yang nantinya bisa diolah untuk menjadi bahan baku bioetanol. (end/ant)
Riset Terkait
Berita Terkait
