BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    KEMENPERIN PERKUAT DIPLOMASI INDUSTRI INDONESIA

    Terbit Pada

    24 October 2025

    29657084

    IQPlus, (24/10) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Kick-Off Persiapan Indonesia sebagai Partner Country pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026. Agenda ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat diplomasi industri Indonesia di tingkat global, sekaligus membuka peluang kerja sama baru di bidang perdagangan, investasi, dan teknologi.

    Kegiatan tersebut turut disertai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kemenperin dan Formika Event, selaku penyelenggara INNOPROM. Kerja sama ini menjadi fondasi awal bagi Indonesia untuk memastikan partisipasi optimal sebagai Partner Country pada pameran industri terbesar di Rusia yang akan digelar di Yekaterinburg pada Juli 2026.

    Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto yang mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan pentingnya partisipasi Indonesia pada INNOPROM 2026 sebagai ajang untuk memperkuat posisi industri nasional di kancah global.

    "Partisipasi Indonesia sebagai Partner Country INNOPROM 2026 merupakan momentum penting untuk menunjukkan kemampuan dan daya saing industri nasional di hadapan dunia. Kami ingin memastikan bahwa kehadiran Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai mitra strategis yang menampilkan komitmen terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan industri yang inklusif,"kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto dalam acara Kick-Off Persiapan Indonesia sebagai Partner Country pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026 di Jakarta, Selasa (21/10).

    Eko menjelaskan bahwa sektor industri manufaktur terus memainkan peran vital dalam perekonomian nasional. Hingga Agustus 2025, ekspor manufaktur nonmigas Indonesia mencapai USD147,90 miliar, atau sekitar 79,92% dari total ekspor nasional, dengan kontribusi 16,92% terhadap PDB.

    "Indonesia juga menempati peringkat ke-13 dunia dalam nilai tambah manufaktur pada tahun 2024 serta peringkat pertama di Asia Tenggara, dengan nilai mencapai USD265 miliar. Capaian tersebut menunjukkan ketangguhan dan daya saing industri nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur dan inovasi di kawasan," papar Sekjen. (end/ant)