GENJOT EKSPOR DAN RAMPUNGKAN PLATE MILL 2, GDST TARGETKAN PENJUALAN CAPAI Rp2,4 TRILIUN DI 2025
Share via
Category
Daily News
Published On
03 November 2025
30655074
IQPlus, (03/11) - PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas kinerja di tengah dinamika global yang memengaruhi industri baja nasional. Hingga kuartal III tahun 2025, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1,8 triliun dengan laba bersih mencapai Rp65 miliar atau 3,6% dari penjualan bersih.
Corporate Secretary GDST, Sigis Bahak Mustawan, menyampaikan bahwa capaian tersebut masih sejalan dengan target tahunan meskipun terdapat sejumlah tantangan eksternal yang memengaruhi margin usaha. "Kami tetap menjaga performa keuangan yang sehat sambil menyiapkan strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing," ujarnya.
GDST sebelumnya menargetkan penjualan tahun 2025 sebesar Rp2,6 triliun, dengan laba setelah pajak senilai 5% dari penjualan bersih atau sekitar Rp130 miliar. Namun, manajemen kini memperkirakan total penjualan akan mencapai Rp2,4 triliun dengan proyeksi laba bersih sekitar 4% dari penjualan.
Penurunan proyeksi laba dibanding tahun 2024 yang mencapai 9% disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal, seperti turunnya harga jual baja di pasar global serta kenaikan nilai tukar dolar AS (USD) terhadap rupiah. Kondisi tersebut turut mempengaruhi biaya bahan baku dan menekan margin keuntungan.
Sigis menjelaskan, hingga September 2025, EBITDA perusahaan tercatat sebesar Rp122 miliar, mencerminkan efisiensi yang masih terjaga di tengah fluktuasi harga bahan baku slab dan energi.
"Kami menjaga keseimbangan antara pengendalian biaya dan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis,"ujarnya.
Meski menghadapi tekanan global, GDST terus berupaya memperluas pangsa pasar ekspor. Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah penerapan bea masuk anti-dumping oleh beberapa negara tujuan lama seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Meksiko yang masih berlaku sejak 1990-an.
Selain itu, margin ekspor ke kawasan Eropa masih relatif rendah karena ketatnya persaingan harga dengan produsen baja besar dari China, Korea Selatan, dan Jepang. Di sisi lain, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi tantangan bagi kestabilan kinerja ekspor.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, GDST menempuh sejumlah langkah strategis. Perusahaan berkomitmen mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan utama, khususnya pengguna akhir, serta memperluas peluang ekspor ke pasar-pasar regional yang lebih potensial seperti Singapura dan Malaysia.
GDST juga mengoptimalkan strategi "flexibility service", yaitu pelayanan yang disesuaikan (tailor-made) dengan kebutuhan pelanggan, baik dalam hal kuantitas pesanan, ukuran, maupun waktu pengiriman. Strategi ini menjadi keunggulan kompetitif yang membedakan GDST dari produsen lain di industri baja nasional.
Dari sisi pengadaan bahan baku, perusahaan terus berupaya mencari pemasok slab dengan harga kompetitif dan syarat pembayaran fleksibel. "Biaya bahan baku adalah komponen terbesar dari harga pokok produksi, sehingga efisiensi di bagian ini sangat krusial," tambah Sigis. GDST juga berusaha memprioritaskan penggunaan bahan baku dari pemasok dalam negeri guna memperkuat rantai pasok nasional.
Salah satu fokus utama perusahaan saat ini adalah penyelesaian proyek Plate Mill 2, yang sedang memasuki tahap commissioning. Proyek strategis ini ditargetkan dapat mulai berproduksi secara komersial pada Januari 2026 dan diharapkan meningkatkan kapasitas serta variasi produk baja lembaran yang dihasilkan GDST.
"Plate Mill 2 akan memperluas lini produksi kami dan memungkinkan perseroan memproduksi plat baja dengan lebih banyak variasi ukuran sesuai kebutuhan pasar," jelas Sigis. Dengan tambahan kapasitas tersebut, GDST optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai pemain penting di industri plat baja nasional.
Dari sisi ekspor, GDST mencatat capaian menggembirakan sepanjang paruh kedua 2025. Pada Agustus dan Oktober 2025, perseroan berhasil mengekspor masing-masing 8.000 ton dan 11.000 ton baja ke Filipina dan Korea Selatan. Total ekspor hingga Oktober mencapai 22.000 ton, atau meningkat 590% dibanding periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan signifikan ekspor tersebut menjadi momentum positif bagi perusahaan dalam memperluas pasar luar negeri. "Kami berharap capaian ekspor ini menjadi titik awal pertumbuhan ekspor yang lebih kuat pada tahun-tahun mendatang," ujar Sigis.
Manajemen GDST optimistis bahwa kombinasi strategi ekspansi pasar, efisiensi biaya, dan penyelesaian proyek Plate Mill 2 akan menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan berkelanjutan. Perusahaan juga berkomitmen mempertahankan praktik bisnis yang transparan dan berorientasi pada keberlanjutan di tengah tantangan industri baja global. (end)
Related Research
News Related
