EKONOM KOMPAK PROYEKSI BI-RATE TETAP 5 PERSEN PADA RDG SEPTEMBER
Share via
Published On
16 September 2025
1758004763881014
IQPlus, (16/9) - Sejumlah ekonom sepakat suku bunga acuan (BI-Rate) diproyeksikan tetap bertahan pada level 5 persen bulan ini, jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu (17/9).
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memandang bank sentral akan lebih dulu melihat sejauh mana transmisi kebijakan moneter ke suku bunga simpanan dan kredit, sehingga BI-Rate diperkirakan tetap pada level 5 persen.
"View kami flat (BI-Rate tetap). Alasannya, BI akan lebih meng-assess transmisi kebijakan moneternya terlebih dahulu," kata Andry di Jakarta, Selasa.
Dihubungi terpisah, Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai bahwa keputusan BI untuk mempertahankan BI-Rate diperlukan sebagai langkah untuk menjaga stabilitas moneter dan makroekonomi.
"BI menurunkan suku bunga sampai 125 bps dari September tahun lalu, kelihatannya masih terus berjalan. Jadi, sambil mengantisipasi tekanan ataupun risiko dari global, saya rasa BI akan jaga dulu suku bunga di level yang sama," ujar Myrdal.
Chief Economist PermataBank Josua Pardede juga berpandangan serupa. Menurutnya, keputusan bank sentral untuk menahan BI-Rate terutama didorong oleh pertimbangan stabilitas rupiah, khususnya setelah demonstrasi besar secara nasional pada akhir Agustus 2025 serta reshuffle kabinet dengan pergantian posisi Menteri Keuangan (Menkeu) dari Sri Mulyani menjadi Purbaya Yudhi Sadewa.
Di bawah kepemimpinan Purbaya, arah kebijakan fiskal Indonesia diperkirakan tetap menekankan disiplin fiskal sebagaimana era sebelumnya, namun dengan penekanan yang lebih kuat pada kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan dibandingkan sekadar menjaga stabilitas.
Menyikapi hal tersebut, Josua mengatakan bahwa investor global cenderung lebih berhati-hati dan memilih menunggu untuk menilai lebih lanjut arah kebijakan fiskal. Kondisi ini berujung pada terbatasnya arus modal asing masuk, sehingga memberi tekanan terhadap stabilitas rupiah.
"Oleh karena itu, kami menilai Bank Indonesia akan cenderung bersikap lebih sabar dalam RDG September 2025, meskipun ruang untuk pemangkasan BI-Rate masih relatif terbuka lebar," kata Josua. (end/ant)
Related Research
News Related