BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    DBS DISEBUT REVISI PROPOSAL PENAWARAN ALLIANCE BANK JADI 30%

    Category

    International News

    Published On

    24 November 2025

    32755596

    IQPlus, (24/11)- Bank terbesar di Singapura telah menarik permohonannya untuk memulai perundingan pembelian sebanyak-banyaknya 49 persen saham Alliance Bank Malaysia, dan menggantinya dengan perundingan untuk mengambil alih hingga 30 persen, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    DBS Group Holdings membuat keputusan tersebut setelah gagal memperoleh persetujuan dari bank sentral Malaysia atas permintaan awalnya, yang akan memerlukan keringanan karena pada umumnya sebuah perusahaan hanya dapat membeli sebanyak 30 persen saham lembaga keuangan di negara tersebut, kata sumber tersebut.

    Permintaan yang direvisi seharusnya memiliki peluang lebih baik untuk disetujui oleh Bank Negara Malaysia, kata orang-orang itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat pribadi.

    Hal ini akan membuka jalan bagi DBS untuk bekerja sama dengan pemegang saham terbesar Alliance, Vertical Theme, sebuah perusahaan induk Malaysia yang didukung oleh investor negara Singapura, Temasek Holdings, menurut sumber tersebut. Temasek memiliki 49 persen saham di Vertical Theme melalui Duxton Investment & Development. Temasek juga memegang sekitar 28,3 persen saham DBS.

    Perwakilan DBS dan Vertical Theme menolak berkomentar. Juru bicara Alliance mengatakan perusahaan tidak mengetahui masalah tersebut, sementara bank sentral Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Kesepakatan aliansi ini akan memberi DBS pengaruh di Malaysia, tempat para pesaingnya dari Singapura, Oversea-Chinese Banking Corp dan United Overseas Bank, telah hadir. DBS adalah bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan total aset.

    Saham Alliance telah anjlok 6 persen di Kuala Lumpur tahun ini, sementara indeks acuan utama kota tersebut turun kurang dari 2 persen. Alliance memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$1,9 miliar. (end/Bloomberg)