BTN KEJAR PENYALURAN KPP, UPAYAKAN HINGGA Rp4 TRILIUN DI AKHIR 2025
Share via
Category
Daily News
Published On
19 November 2025
32224904
IQPlus, (19/11) - PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN) terus mempercepat penyaluran Kredit Program Perumahan (KPP) hingga kisaran Rp3 triliun hingga Rp4 triliun pada akhir tahun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah tersebut terdiri atas Rp2 triliun hingga Rp3 triliun untuk sisi supply dan di atas Rp1 triliun untuk sisi demand.
KPP atau KUR Perumahan yang baru diluncurkan dan disalurkan pada Oktober 2025, merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penyediaan rumah sekaligus memperkuat pelaku UMKM.
"Kami upayakan optimal. Saya masih optimistis. Sekarang belum bisa saya jawab berapa angkanya. Tapi sudah pasti di sisi supply kita usahakan di atas Rp2 triliun-Rp3 triliun dan di sisi demand mungkin kita usahakan di atas Rp1 triliun," kata Nixon LP Napitupulu.
Dalam penyaluran KPP hingga akhir tahun, Nixon menyebut bahwa BTN mendapatkan alokasi sebesar Rp9,5 triliun, terdiri atas Rp7,5 triliun untuk sisi pasokan (supply) dan Rp2 triliun untuk sisi permintaan (demand).
Namun, menurut dia, terdapat tantangan bagi perbankan untuk mengejar target penyaluran KPP karena program baru diluncurkan pada Oktober atau menjelang tutup buku akhir tahun sehingga waktu eksekusi sangat sempit, yakni hanya tersisa dua bulan.
Di sisi lain, perseroan juga harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Meski waktu eksekusi untuk tahun ini terbatas, Nixon tetap optimistis terhadap realisasi penyaluran KPP.
"Karena yang lama kemarin collecting data dulu. Begitu kita tahu (ada program KPP), baru tarik data (data nasabah yang potensial untuk KPP). Nasabah kan juga tidak cepat memberikan aplikasi permohonannya," ujar Nixon.
Untuk periode kuartal I, Nixon menuturkan bahwa produksi rumah biasanya rendah karena faktor musim hujan. Oleh karena itu, menurutnya, alokasi KPP lebih baik perlu ditingkatkan pada kuartal II, III atau IV.
"Di awal tahun, curah hujan biasanya tinggi. Sehingga produksi rumah biasanya lebih pelan. Renovasi rumah juga cenderung dihindari karena hujan," kata dia. (end/ant)
Related Research
News Related
