BANK DUNIA PANGKAS PROYEKSI PERTUMBUHAN VIETNAM
Share via
Published On
08 September 2025
1757323754276077
IQPlus, (8/9)- Bank Dunia pada hari Senin memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi Vietnam karena adanya bukti bahwa tarif AS mulai berdampak pada pengiriman eksportir Asia Tenggara tersebut.
Bank Dunia memangkas perkiraan PDB untuk Vietnam menjadi 6,6% dari 6,8% tahun ini, dengan mengatakan aktivitas diperkirakan akan melambat selama sisa tahun ini karena pertumbuhan ekspor kembali normal setelah kinerja semester pertama yang kuat.
Prakiraan baru Bank Dunia jauh lebih rendah dibandingkan target resmi pemerintah sebesar 8,3%-8,5%.
"Sebagai negara dengan ekonomi berorientasi ekspor, Vietnam tetap rentan terhadap perlambatan pertumbuhan global dan melemahnya permintaan dari mitra dagang utama," kata Bank Dunia.
Ketidakpastian kebijakan perdagangan juga dapat mulai membebani kepercayaan bisnis dan konsumen.
Pasar ekspor terbesar Vietnam, Amerika Serikat, mengenakan tarif 20% terhadap barang-barangnya mulai 7 Agustus, dengan pengiriman ulang dari negara ketiga melalui Vietnam dikenakan pungutan sebesar 40%.
Oxford Economics mengatakan pada hari Senin bahwa nilai ekspor barang Vietnam mengalami kontraksi sebesar 3,6% yang disesuaikan secara musiman pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya.
Data pemerintah pada hari Sabtu menunjukkan ekspor bulan Agustus naik 14,5% dari tahun sebelumnya dan naik 2,6% dari bulan Juli, tanpa memberikan data yang disesuaikan secara musiman.
"Laju pertumbuhan ekspor diperkirakan akan terus melambat akibat dampak tarif, tetapi sektor elektronik diperkirakan akan menawarkan ketahanan," demikian menurut Oxford Economics dalam sebuah catatan.
Bank Dunia mengatakan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat menjadi 6,1% pada tahun 2026 sebelum meningkat menjadi 6,5% pada tahun 2027, didukung oleh pemulihan perdagangan global dan daya tarik Vietnam yang berkelanjutan sebagai basis manufaktur yang kompetitif.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengatakan pada hari Sabtu bahwa ketegangan perdagangan global, bersama dengan konflik geopolitik dan militer, memengaruhi produksi dan rantai pasokan , dan memperingatkan meningkatnya tekanan pada inflasi dan nilai tukar. (end/Reuters)
Related Research
News Related