BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    ANTAM CATAT LONJAKAN LABA DI SEMESTER I 2025

    Published On

    12 September 2025

    1757641068825392

    IQPlus, (12/9) - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM berhasil mencatatkan kinerja gemilang pada paruh pertama tahun 2025. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp5,14 triliun sepanjang Januari-Juni 2025 (1H25), tumbuh 240% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tahun 2024 (1H24) sebesar Rp1,51 triliun. Capaian ini menjadi salah satu rekor pertumbuhan laba terbaik dalam sejarah Perusahaan.

    Pertumbuhan laba terutama ditopang oleh kontribusi signifikan dari segmen nikel serta logam mulia dan pemurnian. Laba segmen nikel melesat menjadi Rp3,53 triliun dari sebelumnya Rp148,10 miliar pada 1H24, sekaligus melampaui laba segmen logam mulia dan pemurnian yang mencapai Rp3,23 triliun.

    Dalam Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 September 2025, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, menegaskan bahwa capaian ini merupakan refleksi dari strategi berkelanjutan Perusahaan.

    "Kinerja positif ANTAM mencerminkan efektivitas strategi efisiensi, dorongan inovasi, dan pengoptimalan komoditas inti, yaitu emas, nikel, serta bauksit untuk memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," ujar Arianto.

    Nikel Jadi Motor Pertumbuhan

    Dari sisi operasional, penjualan komoditas nikel (feronikel dan bijih nikel) naik 125% menjadi Rp7,87 triliun dibandingkan Rp3,50 triliun pada 1H24. Produksi bijih nikel melonjak 117% menjadi 9,10 juta wet metric ton (wmt), dengan volume penjualan meningkat 144% menjadi 8,20 juta wmt.

    Pencapaian tersebut membawa ANTAM mencatatkan rekor penjualan bijih nikel triwulanan tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal II 2025. Kinerja nikel juga memperkuat posisi strategis ANTAM dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional, melalui pembangunan fasilitas industri pendukung di Karawang dan Halmahera Timur bersama mitra strategis.

    Emas Tetap Kontributor Penting

    Selain nikel, emas tetap menjadi pilar utama penjualan ANTAM. Pada 1H25, penjualan emas mencapai Rp49,54 triliun atau 84% dari total penjualan Perusahaan, tumbuh 163% dari Rp18,83 triliun pada 1H24. Volume penjualan emas juga meningkat 84% menjadi 29.305 kg.

    Peningkatan kinerja emas didorong oleh tingginya permintaan domestik serta optimalisasi kanal digital. Aplikasi ANTAM Logam Mulia yang diluncurkan pada Maret 2025 terbukti efektif mendorong penjualan ritel secara signifikan.

    Hilirisasi Bauksit

    Sejalan dengan strategi hilirisasi mineral, ANTAM bersama mitra strategis yaitu Inalum melanjutkan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat. Proyek ini telah memasuki tahap commissioning dengan uji coba pengiriman alumina ke smelter aluminium Kuala Tanjung.

    Dengan kinerja keuangan, operasional, dan hilirisasi tersebut, ANTAM menegaskan komitmennya untuk memperkuat posisi sebagai pelaku utama industri pertambangan nasional sekaligus menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia.

    Komitmen Jalankan Operasional Berkelanjutan

    ANTAM berkomitmen menjalankan pertambangan yang bertanggung jawab melalui program keberlanjutan, salah satunya dengan menyusun peta jalan (roadmap) dekarbonisasi hingga 2030.

    Roadmap ini dibagi dalam tiga fase: percepatan perbaikan (2025.2026), perbaikan berkelanjutan (2027.2028), dan pengurangan emisi (2029.2030). Pada fase akhir, ANTAM menargetkan penurunan emisi scope 1 dan 2 sebesar 15,8% serta peningkatan bauran energi terbarukan sebesar 10% dari baseline 2023, disertai keberhasilan rehabilitasi lahan di atas 75%.

    Kami juga memastikan implementasi standar keberlanjutan di seluruh unit bisnis, termasuk pencapaian skor Social Return on Investment (SROI) di atas 2, Total Recordable Injury Frequency Rate (TRIFR) lebih baik dari rata-rata International Council on Mining and Metals (ICMM), dan peningkatan ESG Rating.

    Selain itu, operasional berbasis ESG telah diterapkan di UBP Nikel Kolaka, UBPP Logam Mulia, UBP Emas, dan UBP Bauksit Kalimantan Barat. (end)