Berita
11 November 2024
10:26 AM
10:22 AM
10:17 AM
10:09 AM
10:03 AM
9:57 AM
9:52 AM
9:49 AM
9:42 AM
9:37 AM
9:30 AM
9:23 AM
9:19 AM
9:14 AM
9:10 AM
9:07 AM
9:02 AM
8:53 AM
8:50 AM
8:46 AM
8:41 AM
8:38 AM
8:33 AM
8:29 AM
8:24 AM
8:17 AM
8:14 AM
8:11 AM
8:07 AM
7:59 AM
7:56 AM
7:52 AM
7:46 AM
7:43 AM
7:37 AM
7:33 AM
7:31 AM
7:25 AM
7:22 AM
7:19 AM
7:16 AM
7:12 AM
7:08 AM
Monday, 11 November 2024
9:39 AM - Sumber : news.iqplus.info
31534537
IQPlus, (11/11) - Mereformasi ekonomi Eropa menjadi semakin mendesak setelah kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Umum AS, demikian peringatan penulis laporan yang sangat penting, Mario Draghi, saat ia tiba untuk menghadiri pembicaraan para pemimpin Uni Eropa di Budapest.
Dalam laporan yang diterbitkan pada September, mantan kepala Bank Sentral Eropa tersebut mengeluarkan peringatan atas kegagalan Eropa untuk mengimbangi Amerika Serikat, dengan menunjuk pada rendahnya produktivitas dan perlambatan ekonomi Uni Eropa.
"Rekomendasi dalam laporan ini sudah mendesak, mengingat situasi ekonomi yang kita hadapi saat ini. Rekomendasi tersebut menjadi lebih mendesak setelah pemilihan umum AS. Rasa urgensi saat ini lebih besar daripada seminggu yang lalu," kata Draghi, dikutip dari The Business Times, Senin, 11 November 2024.
Ditugaskan tahun lalu, laporan tersebut ditulis untuk mengarahkan badan eksekutif Uni Eropa di bawah Ursula von der Leyen, yang memenangkan masa jabatan lima tahun lagi pada Juli.
Draghi berbicara kepada media sebelum pembicaraan yang akan didominasi oleh laporannya, yang mendesak UE untuk berinvestasi hingga 800 miliar euro (S$1,13 triliun) per tahun untuk mengejar Amerika Serikat.
Menyerukan investasi untuk meningkatkan produktivitas di Eropa, Draghi mengatakan, Pemerintahan Trump yang akan datang kemungkinan memberikan dorongan lebih lanjut kepada sektor teknologi AS, area ekonomi utama yang membuat Eropa tertinggal.
Pemerintah AS yang baru juga kemungkinan akan melindungi industri tradisional, tempat UE mengekspor paling banyak ke Amerika Serikat, kata Draghi, yang juga mantan perdana menteri Italia. "Di sana kita harus bernegosiasi dengan sekutu Amerika, dengan semangat bersatu untuk melindungi produsen Eropa kita," pungkasnya. (end/ba)