BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    VINFAST BERNIAT BANGUN PABRIK DI AS PADA 2028

    Terbit Pada

    09 September 2025

    1757398756708264

    IQPlus (9/9) - VinFast Auto berharap dapat membuka pabriknya di Carolina Utara yang tertunda pada tahun 2028, sementara produsen kendaraan listrik (EV) Vietnam terus mencari investor ekuitas, menurut pimpinan Le Thi Thu Thuy.

    Sebagai bagian dari pelestarian ke Asia di tengah meningkatnya kerugian, VinFast bulan lalu meresmikan pabrik luar negeri pertama perusahaan di negara bagian Tamil Nadu, India, yang akan memiliki kapasitas produksi awal 50.000 kendaraan per tahun. Perusahaan berharap dapat membuka pabrik perakitan lain di Jawa Barat, Indonesia, pada bulan Oktober.

    Thuy mengonfirmasi bahwa perusahaan akan segera mengumumkan pinjaman sebesar US$200 juta dari bank-bank milik negara India, katanya. Bloomberg News melaporkan pada bulan Mei bahwa produsen mobil tersebut sedang mencari pinjaman dari lembaga-lembaga milik negara.

    VinFast "terus mencari cara lain untuk mendanai bisnis ini", ujarnya. "Jadi, kami masih berupaya mendatangkan investor ekuitas dengan harga yang dapat kami terima."

    Seiring ekspansi perusahaan, profil kredit kami akan "terus berkembang", kata Thuy.

    VinFast siap mengumpulkan dana sebesar US$1,5 miliar dengan menjual beberapa aset penelitian dan pengembangan kepada pendirinya, Pham Nhat Vuong. Transaksi ini diperkirakan akan rampung pada paruh kedua tahun ini, kata VinFast.

    Miliarder tersebut telah menyuntikkan lebih dari US$2 miliar dana pribadinya ke perusahaan pembuat kendaraan listrik tersebut dan menyatakan bersedia mendukungnya hingga dananya habis.

    VinFast membukukan kerugian bersih sekitar 20,3 triliun dong (S$995 juta) pada kuartal kedua, 15 persen lebih besar dari kuartal pertama dan 8,4 persen dari tahun lalu, menurut laporan bursa.

    Vuong mengatakan pada bulan April bahwa perusahaan akan memprioritaskan Asia, termasuk India, Indonesia, dan Filipina, daripada Amerika Utara dan Eropa, di mana biaya logistik yang tinggi membebani margin keuntungan.

    VinFast, yang tahun lalu mengumumkan penundaan pembangunan pabrik kendaraan listrik di Carolina Utara hingga 2028, "melanjutkan" rencana pembukaan pabrik tersebut pada saat itu, ujar Thuy.

    Perusahaan induknya, Vingroup, sedang mempertimbangkan untuk memperluas seluruh ekosistem bisnisnya, termasuk pengembangan kota-kota besar, sekolah, dan rumah sakit, ke India, ujarnya. VinFast berkomitmen untuk memproduksi mobil dan membangun infrastruktur kendaraan listrik di negara tersebut, ujar Thuy.

    Hal ini juga mencakup peluncuran perusahaan taksi Green & Smart Mobility, atau GSM, di negara tersebut. Perusahaan taksi tersebut dimiliki oleh Vuong. (end/Bloomberg)