TINGKATKAN LIKUIDITAS, SEGAR KUMALA INDONESIA (BUAH) BAKAL STOCK SPLIT SAHAM 1:2
Share via
Terbit Pada
23 September 2025
1758607592518219
IQPlus, (23/9) - PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH), sebagai yang bergerak di industri perdagangan buah impor, mengumumkan rencana untuk melaksanakan pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2.
Merujuk pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), sebelum rencana stock split yang diusulkan, perseroan hanya memiliki 1 (satu) seri saham dengan nilai nominal Rp50 (lima puluh rupiah) setiap saham, sesuai dengan perubahan terakhir pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat No 50 tanggal 18 April 2022.
Dengan rasio stock split 1 : 2, maka jumlah saham setelah stock split menjadi sebanyak 2.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham, dibandingkan dengan jumlah saham sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp50 per saham. Aksi korporasi ini menunjukkan optimisme pertumbuhan bisnis perseroan kedepan yang akan sejalan dengan apresiasi pertumbuhan harga saham perseroan.
Renny Lauren, selaku Direktur Utama Perseroan, menjelaskan bahwa tujuan dilakukannya pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Harga per lembar saham yang lebih terjangkau diharapkan akan meningkatkan jumlah investor yang tertarik untuk berinvestasi di saham perseroan.
Pemecahan saham perseroan diperkirakan akan dilaksanakan pada semester 2 tahun 2025 , tentunya dengan menunggu persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang akan segera dislaksanakan.
Dari sisi kinerja, sampai dengan semester I-2025 BUAH telah mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 55,70% menjadi Rp 1,43 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan BUAH tercatat Rp 922,58 miliar. Kinerja positif ini utamanya ditopang oleh penjualan buah-buahan yang mencapai Rp 1,41 triliun. Lalu disusul oleh ayam beku Rp 31,68 miliar. Meskipun ditengah tantangan daya beli masyarakat, BUAH masih tetap optimis akan mencapai target kinerja 2025 seiring dengan strategi yang dilakukan Perusahaan untuk terus meningkatkan laba. (end)