TELKOM PERKUAT TIF, FOKUS PERKUAT BISNIS INFRASTRUKTUR
Share via
Terbit Pada
22 October 2025
29428117
IQPlus, (22/10) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) bersama anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), resmi menandatangani Kesepakatan Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) pada Senin (20/10) di Jakarta.
Kesepakatan ini menjadi tonggak penting (milestone) dalam proses pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity dari Telkom kepada TIF.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari transformasi menuju strategic holding yang berfokus pada penguatan bisnis infrastruktur digital.
Melalui pemisahan ini, Telkom menargetkan terciptanya nilai tambah bagi pemangku kepentingan, dengan cara mengoptimalkan aset, meningkatkan efisiensi operasional dan investasi, serta unlock value melalui monetisasi infrastruktur dan peluang kemitraan strategis.
Inisiatif tersebut juga menunjukkan komitmen Telkom untuk mendukung pemerataan akses konektivitas digital di seluruh Indonesia.
Usai pemisahan bisnis dilakukan, TIF akan mengelola lebih dari 50% aset infrastruktur jaringan fiber Telkom, mencakup segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lain, dengan nilai transaksi mencapai Rp35,8 triliun.
Meskipun Telkom masih memiliki lebih dari 99,9% saham TIF, entitas ini akan beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan wholesale fiber connectivity untuk pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup.
Langkah ini bertujuan memastikan ketersediaan konektivitas berkualitas tinggi dengan jangkauan luas yang sejalan dengan arah strategis perusahaan.
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa pemisahan ini menjadi langkah penting Telkom dalam menjawab percepatan transformasi digital dan meningkatnya kebutuhan akan jaringan berkapasitas besar.
"Keberadaan TIF tidak hanya memperkuat posisi TelkomGroup sebagai penyedia
infrastruktur digital utama di Indonesia, namun sekaligus memungkinkan kami menghadirkan layanan generasi terbaru yang lebih kompetitif serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan," jelas Dian.
Menurutnya, pendekatan ini juga sejalan dengan praktik terbaik global, di mana sejumlah operator besar dunia seperti Telstra (Australia), Telecom Italia (TIM), Telefonica, O2, dan CETIN (Republik Ceko) terbukti sukses meningkatkan efisiensi, valuasi, serta kemitraan strategis melalui pembentukan entitas khusus pengelola infrastruktur.
"Langkah strategis yang sejalan dengan tren global ini diharapkan dapat memungkinkan TIF menghadirkan struktur bisnis yang lebih fokus, transparan, dan kompetitif, yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing bisnis di pasar global serta menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan," tambah Dian.
Sejalan dengan arah tersebut, Direktur Utama PT Telkom Infrastruktur Indonesia, I Ketut Budi Utama, menyatakan kesiapan TIF untuk menjadi tulang punggung konektivitas digital Tanah Air.
"Pemisahan ini menjadi momentum bagi TIF untuk beroperasi secara lebih fokus dan efisien dalam mengelola infrastruktur jaringan. Kami berkomitmen untuk memperluas cakupan infrastruktur dan mendorong inovasi berkelanjutan sehingga dapat menghadirkan layanan wholesale connectivity yang andal, transparan, dan kompetitif, sekaligus membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bagi pelaku industri telekomunikasi," ujar Ketut. (end)
Riset Terkait
Berita Terkait