BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    TATA REKRUT LEBIH BANYAK WARGA AS KARENA TINDAKAN KERAS IMIGRASI

    Terbit Pada

    23 October 2025

    29540813

    IQPlus, (23/10) - Tata Technologies akan merekrut lebih banyak warga negara lokal di Amerika Serikat, ungkap petinggi perusahaan tersebut, sebagai reaksi atas tindakan keras imigrasi Presiden AS Donald Trump yang luas.

    Amerika Serikat berencana mengenakan biaya tinggi kepada perusahaan untuk visa H1-B, yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar termasuk Amazon.com dan Meta Platforms dalam sebuah langkah yang menurut pemerintahan Trump akan melindungi warga Amerika dari persaingan upah asing.

    "Seiring kami bereaksi dan merespons perubahan undang-undang terkait visa, ini berarti kami akan merekrut lebih banyak warga negara lokal di Amerika Serikat," ujar CEO dan Direktur Utama Tata Technologies, Warren Harris, kepada Reuters, Jumat.

    India menyumbang hampir tiga perempat penerima visa H-1B tahun lalu, menurut data pemerintah.

    Tata Technologies, yang menyediakan layanan teknik dan teknologi untuk produsen mobil, pesawat terbang, dan mesin berat di setidaknya dua lusin negara, memiliki lebih dari 12.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.

    Tata Technologies, yang berbasis di Pune, India, tidak mengungkapkan pendapatan atau jumlah karyawan spesifik negara, tetapi Amerika Utara menyumbang sekitar seperlima dari pendapatannya yang sebesar 51,68 miliar rupee ($587,97 juta) pada tahun 2024-2025.

    Tata Technologies, yang kliennya termasuk Jaguar Land Rover, produsen mobil listrik Vietnam VinFast, dan Boeing, telah mempekerjakan lebih dari 70% tenaga kerja lokal di Tiongkok, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.

    Penyedia jasa teknik India, yang sangat bergantung pada alih daya dari perusahaan-perusahaan Amerika, telah berada di bawah tekanan karena klien otomotif yang terguncang akibat dampak pemangkasan tarif AS.

    Namun, CEO Tata Technologies masih optimistis terhadap Amerika Serikat.

    "Pasar itu terus menjadi pasar yang sangat dinamis dan penting," kata Harris, seraya menambahkan, "Kami melihat peningkatan di Amerika Serikat dalam 6 hingga 9 bulan ke depan karena pelanggan kami telah menerima rezim tarif baru."

    Harris juga mengatakan Tata Technologies, yang bulan lalu mengungkapkan rencana untuk mengakuisisi perusahaan sejenis asal Jerman, ES-Tec Group, senilai 75 juta euro ($87,47 juta), akan melakukan lebih banyak akuisisi "terarah" di tahun-tahun mendatang. (end/Reuters)