BCA Sekuritas
    langen
    Daily News

    TARIF 50% KE INDIA DIISYARATKAN AKAN SEGERA DIBERLAKUKAN

    Published On

    26 August 2025

    23726451

    IQPlus, (26/8) - Pemerintahan Trump menguraikan rencana penerapan tarif 50 persen atas produk-produk dari India dalam draf pemberitahuan yang diterbitkan pada hari Senin (25 Agustus). Ini merupakan sinyal terbaru bahwa Gedung Putih berencana untuk terus menerapkan tarif yang lebih tinggi karena upaya untuk menengahi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina tampaknya terhenti.

    Pemberitahuan yang diposting oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri menyatakan bahwa peningkatan tarif akan berdampak pada produk-produk India "yang dimasukkan untuk konsumsi, atau ditarik dari gudang untuk konsumsi, pada atau setelah pukul 12.01 siang waktu timur pada tanggal 27 Agustus 2025".

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana awal bulan ini untuk menggandakan tarif atas barang-barang India dari 25 menjadi 50 persen atas pembelian minyak Rusia, dengan harapan dapat menekan Presiden Rusia Vladimir Putin ke meja perundingan untuk mengakhiri perang melawan Ukraina. Pemerintah India telah mengecam apa yang disebut tarif sekunder tersebut sebagai tindakan yang tidak adil, sekaligus berharap bahwa terobosan dalam perundingan damai dapat menghilangkan kebutuhan akan tarif tersebut.

    Trump kemudian bertemu dengan Putin di Alaska dan kemudian dengan para pemimpin Eropa, termasuk Volodymyr Zelensky dari Ukraina, di Gedung Putih. Namun, upayanya untuk mengatur pertemuan tatap muka antara Putin dan Zelensky sejauh ini gagal membuahkan hasil.

    Sebelumnya pada hari Senin, Trump mengatakan bahwa pertemuan tersebut belum dijadwalkan karena permusuhan Putin terhadap Zelensky. Ia kemudian mengatakan bahwa ia tidak yakin pertemuan semacam itu akan pernah terjadi.

    "Itu terserah mereka. Dibutuhkan dua orang untuk berdansa tango, saya selalu bilang, dan mereka harus bertemu," kata Trump.

    Trump juga mengindikasikan bahwa ia dapat mengenakan tarif tambahan kepada mitra dagang Rusia atau sanksi yang menargetkan Moskow jika tidak ada kemajuan dalam kesepakatan, dengan mengatakan bahwa akan ada "konsekuensi yang sangat besar" jika tidak ada kemajuan dalam beberapa minggu mendatang. AS sejauh ini menahan diri untuk tidak mengenakan sanksi serupa kepada pembeli utama minyak Rusia lainnya, terutama Tiongkok.

    Dalam beberapa hari terakhir, Putin telah berbicara dengan Narendra Modi dari India, yang memprioritaskan pendekatan kepada Rusia dan Tiongkok di tengah ancaman tarif Trump. India telah menyatakan bahwa mereka berencana untuk terus membeli minyak Rusia meskipun ada tarif AS. (end/Bloomberg)