BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    SIDO MUNCUL DORONG PEMERINTAH PERCEPAT UJI TOKSISITAS UNTUK TANAMAN HERBAL

    Terbit Pada

    07 October 2025

    1759818582384490

    IQPlus, (7/10) - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mengambil bagian dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) yang berlangsung di Surakarta, Jawa Tengah, pada 2.3 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C) Irwan Hidayat, hadir sebagai pembicara membawakan materi terkait pengembangan herbal medicine di Indonesia.

    Dalam presentasinya, Irwan Hidayat menyoroti pentingnya peran dokter umum dalam pengembangan dan pemanfaatan obat-obatan berbasis herbal di Indonesia.

    Menurutnya, tren sebagian besar dokter yang ingin menjadi spesialis tidak seharusnya mengabaikan peran vital dokter umum dalam memperluas cakupan pengobatan berbasis bahan alam.

    "Saya membangun kerja sama dengan dokter-dokter karena obat-obat alam ini nanti bisa dimanfaatkan kalau ada pengobatan dan lewat dokter-dokter yang ada," ujar Irwan di hadapan peserta simposium yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia.

    Irwan menegaskan bahwa dokter umum adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan menjadi mitra penting dalam mempopulerkan penggunaan obat herbal yang aman dan terstandar. Oleh karena itu, menurutnya, mendorong keterlibatan mereka dalam edukasi dan pengembangan produk herbal menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian obat nasional.

    Dalam penjelasannya, Irwan mengungkap bahwa Sido Muncul selama ini telah mengembangkan produk herbal tunggal yang telah melalui proses uji toksisitas sebagai syarat keamanan konsumsi. Ia berharap pemerintah turut aktif dengan menambah jumlah pengujian toksisitas setiap tahunnya agar lebih banyak bahan jamu dapat dikembangkan secara legal.

    "Saat ini hanya ada sekitar 350 bahan jamu yang boleh digunakan. Jika pemerintah bisa melakukan uji toksisitas pada 50 bahan per tahun, dalam 10 tahun kita bisa menambah 500 bahan baru," kata Irwan.

    Ia juga menyinggung potensi kekayaan hayati Indonesia yang mencapai 28 ribu jenis tanaman obat yang berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi produk herbal unggulan. Sayangnya, sebagian besar potensi ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan regulasi dan riset.

    Sebagai bentuk komitmen terhadap edukasi dan transparansi, Sido Muncul berencana menerbitkan buku panduan herbal yang memuat data rinci mengenai bahan-bahan baku produk mereka, manfaat, serta hasil uji ilmiah yang dapat menjadi rujukan tenaga medis di seluruh Indonesia. (end)