SERIKAT PEKERJA HYUNDAI LAKUKAN AKSI MOGOK DI KORSEL
Share via
Published On
03 September 2025
1756872924925239
IQPlus, (3/9) - Serikat pekerja produsen mobil Korea Selatan, Hyundai Motor, akan melakukan aksi mogok parsial selama tiga hari minggu ini di berbagai pabrik di seluruh Korea Selatan, dalam upaya menuntut jam kerja yang lebih pendek dan upah yang lebih tinggi, menurut pemberitahuan yang dikirimkan kepada anggota serikat pekerja.
Serikat pekerja perusahaan Korea, yang beranggotakan sekitar 40.000 orang, akan melancarkan aksi mogok parsial di berbagai pabrik, termasuk pabrik di Ulsan, Jeonju, dan Asan, menurut pemberitahuan tersebut. Para pekerja akan meninggalkan pekerjaan selama dua jam pada hari Rabu dan Kamis, dan empat jam pada hari Jumat.
Keputusan untuk melancarkan aksi mogok kerja ini diambil setelah mayoritas serikat pekerja memberikan suara pada 25 Agustus untuk mendukung rencana tersebut.
Serikat pekerja meminta manajemen untuk membayar bonus sebesar 30% dari laba bersih perusahaan pada tahun 2024, ketika Hyundai mencatat rekor pendapatan tertinggi dari pertumbuhan di AS.
Serikat pekerja juga ingin menaikkan usia pensiun menjadi 64 tahun dari usia 60 tahun yang dijamin secara hukum, serta mengubah sistem kerja menjadi 4,5 hari seminggu, ujar seorang juru bicara serikat pekerja.
Pada tahun 2003, serikat pekerja Hyundai termasuk di antara kelompok pekerja Korea pertama yang mencapai kesepakatan dengan manajemen mengenai lima hari kerja seminggu, di negara yang sebagian besar penduduknya bekerja setengah hari pada hari Sabtu.
Serikat pekerja Hyundai, salah satu kelompok buruh terbesar dan paling berpengaruh di Korea, tidak melakukan mogok kerja penuh waktu selama tujuh tahun terkait negosiasi upah.
Pada bulan Desember 2024, sebagai protes terhadap deklarasi darurat militer yang gagal oleh mantan Presiden Yoon Suk Yeol, para pekerja Hyundai yang tergabung dalam serikat pekerja melakukan mogok kerja parsial selama dua hari.
Seorang juru bicara Hyundai Motor tidak langsung bersedia memberikan komentar pada hari Rabu. (end/Reuters)
Related Research
News Related