SAHAM IMPC LEPAS DARI STATUS FCA, ARAH BERIKUTNYA?
Share via
Terbit Pada
04 September 2025
1756966723957535
IQPlus, (4/9) - Saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) resmi lepas dari status Full Call Auction (FCA) pada Kamis, 2 September 2025. Peristiwa ini memicu pertanyaan besar di kalangan pelaku pasar tentang arah IMPC setelah mencetak lonjakan lebih dari 100% hanya dalam satu bulan terakhir.
Pada 13-14 Agustus 2025, broker besar Henan Putihrai (HP) melakukan transaksi jumbo senilai Rp1 triliun dengan membeli saham IMPC di harga Rp660 per saham. Sementara itu, dua pemegang saham utama, PT Harimas Tunggal Perkasa dan PT Tunggal Jaya Investama, melepas kepemilikan besar-besaran senilai Rp924 miliar.
Masuknya Henan Putihrai, yang kerap menjadi "pintu masuk" investor institusi atau akumulasi tangan kuat, memunculkan spekulasi tentang adanya investor strategis baru yang mengintip IMPC. Meskipun sektor bahan bangunan menghadapi tekanan, kinerja fundamental IMPC masih solid dengan laba semester I 2025 mencapai Rp295,64 miliar.
Prospek jangka panjang IMPC tetap terbuka, ditopang pembangunan infrastruktur dan perumahan nasional. Dengan crossing besar di atas Rp1 triliun dan lonjakan harga lebih dari 100% sebulan terakhir, IMPC kini menjadi pusat perhatian investor.
Lepasnya IMPC dari FCA akan membuka ruang volatilitas lebih tinggi. Investor kini menunggu jawaban tentang siapa di balik akumulasi Henan Putihrai dan ke mana arah IMPC setelah ini.
Apakah ini sinyal awal restrukturisasi kepemilikan? Atau justru panggung untuk rally baru dengan hadirnya pemain besar? Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab dan menjadi perhatian investor.
Dalam hal ini, investor kini menunggu langkah berikutnya dari IMPC setelah lepas dari FCA. Dengan kinerja fundamental yang solid dan prospek jangka panjang yang terbuka, IMPC berpotensi menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor.
"Sektor property memang sedang melambat, tapi justru ditengah tantangan itu, IMPC masih bisa mencatat profit hamper Rp300 miliar. Ini bukan angka kecil. Artinya, ada fundamental kuat dibalik saham ini, sehingga jika investor besar ataupun strategic investor ingin masuk jelas bukan tanpa alasa,"ujar Bernadus Wijaya, CEO Sucor Sekuritas. (end)