SAHAM BMW ANJLOK 7% USAI PANGKAS PROYEKSI PENDAPATAN
Share via
Terbit Pada
08 October 2025
1759913290866125
IQPlus, (8/10) - Saham BMW anjlok hingga 7% pada hari Rabu setelah produsen mobil mewah tersebut memangkas proyeksi pendapatannya untuk tahun 2025, dengan alasan penundaan pengembalian bea cukai AS dan Jerman serta pelemahan yang berkelanjutan di Tiongkok karena ketegangan perdagangan yang membayangi prospeknya.
Perusahaan Jerman tersebut mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka kini memperkirakan laba sebelum pajak akan sedikit menurun tahun ini, berbeda dengan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan laba yang stabil dibandingkan tahun 2024.
"Berita tarif ini mengecewakan, terutama mengingat ekspektasi kami bahwa BMW bisa berada di posisi yang baik dalam hal tarif dibandingkan dengan perusahaan sejenis," kata analis RBC mengenai produsen mobil yang pabrik terbesarnya berada di AS dan merupakan eksportir mobil terbesar Jerman berdasarkan nilai.
Mengutip penundaan pengembalian dana dari bea cukai, BMW memangkas separuh ekspektasi arus kas bebas dari bisnis otomotifnya menjadi di atas 2,5 miliar euro ($2,9 miliar), dan mempersempit proyeksi margin keuntungan untuk bisnis tersebut dari 5-7% menjadi 5-6%.
Produsen mobil ini, yang mengekspor berbagai model SUV ke Eropa dari pabriknya di AS, masih berasumsi bahwa Uni Eropa akan secara retroaktif menerapkan pengurangan tarif menjadi nol dari bea masuk saat ini sebesar 10% setelah tercapainya kesepakatan kerangka kerja perdagangan Uni Eropa-AS.
Namun, perusahaan memperkirakan angka pengembalian bea cukai dari AS dan Jerman akan mencapai angka tiga digit juta dolar baru tahun depan.
UBS dan JP Morgan menyatakan bahwa waktu pengembalian tarif bukanlah masalah besar, dan fokusnya harus lebih pada alasan terkait Tiongkok di balik pemangkasan panduan tersebut.
"Yang lebih penting daripada dampak tarif adalah kemampuan perusahaan untuk menstabilkan momentum volume dan daya saing di Tiongkok pada tahun fiskal 2026, yang pada akhirnya akan memastikan daya saing jangka panjang grup," tulis analis JPMorgan.
BMW mengatakan pada hari Selasa bahwa meskipun penjualan di Eropa dan AS meningkat pada Januari-September, penjualan di Tiongkok berada di bawah ekspektasi.
Saham rival Jermannya, Mercedes Benz yang juga melaporkan penurunan penjualan akibat tarif dan pelemahan di Tiongkok pada hari Selasa, turun 3,5%.
BMW akan merilis laporan keuangan kuartal lengkapnya pada 5 November. (end/Reuters)