RBA WASPADAI RISIKO PERUBAHAN PROSPEK EKONOMI
Share via
Terbit Pada
22 September 2025
1758507305686675
IQPlus, (22/9) - Bank sentral Australia akan mewaspadai risiko perubahan prospek ekonomi, tetapi aliran data yang dirilis kurang lebih sesuai dengan ekspektasi, ujar gubernur bank sentral tersebut pada hari Senin.
Berbicara di hadapan anggota parlemen, Gubernur Bank Sentral Australia, Michele Bullock, mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga baru-baru ini diharapkan dapat mendukung pengeluaran rumah tangga dan bisnis, tetapi di sisi lain, kondisi global masih belum pasti dan tidak dapat diprediksi.
"Sejak pertemuan bulan Agustus, data domestik secara umum sejalan dengan ekspektasi kami, atau bahkan sedikit lebih kuat Dewan akan membahas hal ini dan perkembangan lainnya pada pertemuan kami minggu depan," ujar Bullock.
Bank sentral mengindikasikan bulan ini bahwa mereka hampir mencapai kedua mandatnya, inflasi dan ketenagakerjaan. Inflasi berada di jalur yang tepat untuk kembali ke titik tengah kisaran target 2-3%, sementara pasar tenaga kerja beroperasi mendekati tingkat kesempatan kerja penuh.
RBA sejauh ini telah mengadopsi pendekatan pelonggaran kebijakan secara bertahap dan hati-hati, setelah memangkas suku bunga pada bulan Februari, Mei, dan Agustus hingga mencapai 3,6% saat ini setelah menilai data inflasi setiap kuartal. RBA menyatakan bahwa laju pelonggaran kebijakan lebih lanjut bergantung pada aliran data.
Perekonomian juga tumbuh pada laju tahunan tercepatnya dalam hampir dua tahun pada kuartal Juni karena belanja konsumen akhirnya meningkat, sementara inflasi bulanan secara tak terduga melonjak lebih tinggi pada bulan Juli.
Para investor memandang data tersebut sebagai argumen yang menentang pemangkasan suku bunga RBA pada 30 September, dan juga telah mengurangi peluang pelonggaran pada bulan November menjadi 75%, dari yang telah diperhitungkan sepenuhnya beberapa minggu lalu.
Swap menyiratkan pelonggaran total sebesar 48 basis poin pada pertengahan tahun depan, setara dengan kurang dari dua kali pemangkasan suku bunga lagi. (end/Reuters)
Riset Terkait
Berita Terkait