PURBAYA : UJI COBA TRADEAI TAMBAH PENERIMAAN NEGARA RP1,2 MILIAR
Share via
Kategori
Ekonomi Bisnis
Terbit Pada
12 December 2025
34557829
IQPlus (12/12) - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, uji coba terhadap aplikasi sistem akal imitasi (AI) TradeAI menghasilkan tambahan penerimaan negara sebesar Rp1,2 miliar.
Purbaya menjelaskan, uji coba tersebut dilakukan terhadap 145 Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
"Dicek di lapangan, kita dapat Rp1,2 miliar tambahan. Jadi lumayan. Saya pikir masih terlalu kecil, tapi nggak apa-apa. Paling nggak, first run sudah menghasilkan pendapatan yang seperti itu. Jadi, proyek ini akan membantu saya ke depan," ujarnya dalam konferensi pers di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Pengembangan TradeAI sejauh ini hanya mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) internal, sehingga Purbaya tidak menggelontorkan investasi baru.
Namun untuk pengembangan ke depan, dia mengaku membutuhkan dana investasi sekitar Rp45 miliar.
"Sampai sekarang, kami pakai sumber daya yang ada, hardware dan software yang ada. Paling saya bayar gaji yang biasa. Tapi ke depan, untuk mengembangkan lebih dalam lagi, kami perlu investasi sekitar Rp45 miliar," ujarnya.
Purbaya mengakui teknologi ini tidak akan memiliki tingkat akurasi yang sempurna. Namun, kata dia, AI ini akan terus belajar dari jejak historis data yang diunggah ke dalam teknologi.
Menkeu pun akan terus memantau kinerja TradeAI untuk memitigasi potensi eror data yang dihasilkan.
"Paling nggak, perkiraan awal selisihnya berapa. Nanti ketika realisasinya berubah terlalu banyak dari itu, saya bisa langsung cek orang yang memverifikasi, dia kerja benar atau AI-nya yang salah. Jadi ke depan itu arahnya," tutur dia.
Purbaya optimistis TradeAI dapat mencetak tingkat akurasi mendekati 100 persen pada tahun depan.
TradeAI dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan untuk meningkatkan ketepatan analisis impor. Teknologi ini dirancang untuk pendeteksian dini praktik under-invoicing, over-invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan, yang berpotensi menggerus penerimaan negara.
Teknologi nantinya akan dikembangkan dengan fitur analisis nilai pabean, klasifikasi barang, verifikasi dokumen serta diintegrasikan dengan sistem CEISA 4.0. (end/ant)
Riset Terkait
Berita Terkait
