PERTUMBUHAN EKONOMI INDIA GAGAL GAGAL HASILKAN KEUNTUNGAN PASAR EKUITAS
Share via
Published On
01 September 2025
24353382
IQPlus, (1/9) - Pertumbuhan ekonomi India yang melampaui pertumbuhan dunia gagal menghasilkan keuntungan bagi pasar ekuitas karena melemahnya daya penetapan harga dan tarif AS membebani pendapatan perusahaan, sehingga membuat investor asing enggan berinvestasi.
Produk domestik bruto (PDB) di India tumbuh lebih cepat dari perkiraan, yaitu 7,8% pada kuartal April-Juni secara riil. Namun, pertumbuhan nominal, yang mencerminkan output dengan harga pasar saat ini, turun menjadi 8,8% dari 10,8% pada tiga bulan sebelumnya, yang mengindikasikan penurunan inflasi.
Tren ini juga terlihat pada pendapatan perusahaan, dengan pertumbuhan pendapatan 3.000 perusahaan teratas India yang terdaftar merosot ke level terendah tujuh kuartal, yaitu 3,4% per tahun, turun dari 5,1% dalam tiga bulan sebelumnya dan 6,8% setahun yang lalu, menurut ICICI Bank Global Market Research yang berkantor pusat di Mumbai.
"Prospek pendapatan inti perusahaan lemah dan setidaknya untuk beberapa kuartal ke depan, kami tetap underweight," kata Sat Dhura, manajer portofolio di Janus Henderson Investors, menambahkan bahwa tarif AS yang lebih tinggi merupakan hambatan pertumbuhan yang tidak dapat ditanggung India saat ini.
"Pertumbuhan kredit yang lebih lemah, pertumbuhan PDB nominal yang lebih lemah, dan peringatan melemahnya kualitas aset di bank-bank akan terus membuat investor asing enggan berinvestasi," kata Dhura.
Analis ekuitas di India melihat pertumbuhan laba perusahaan berkorelasi lebih erat dengan pertumbuhan nominal. Pertumbuhan PDB nominal yang lebih lambat mengakibatkan pendapatan dan laba perusahaan yang lebih lemah, yang dapat membuat saham terlihat terlalu tinggi (overvalued).
Pertumbuhan PDB nominal untuk tahun fiskal berjalan diperkirakan mencapai 8,5%-9%, terendah dalam dua dekade di luar pandemi COVID-19, yang dapat menekan pasar laba dan ekuitas, ungkap analis di Jefferies dalam sebuah laporan pada hari Jumat.
Indeks acuan Nifty India telah naik sekitar 4% sepanjang tahun ini, menjadikannya indeks dengan kinerja terburuk ketiga di antara negara-negara MSCI Asia tahun ini, setelah Thailand dan Indonesia. (end/Reuters)
Related Research
News Related