BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    PATUHI KORSEL, GOOGLE AKAN KABURKAN CITRA SATELIT SENSITIF PADA PETA

    Terbit Pada

    09 September 2025

    1757404187880726

    IQPlus, (9/9) - Google menyatakan pada Selasa bahwa mereka akan memenuhi permintaan pemerintah Korea Selatan untuk mengaburkan citra satelit sensitif pada layanan pemetaannya, membuka jalan bagi raksasa teknologi AS tersebut untuk bersaing lebih baik dengan platform navigasi lokal.

    Korea Selatan adalah salah satu dari sedikit negara di dunia, seperti Rusia dan Tiongkok, di mana Google Maps tidak berfungsi sepenuhnya.

    Hal ini dikarenakan undang-undang Korea Selatan mewajibkan perusahaan untuk menyimpan data geospasial inti secara lokal, sesuatu yang telah lama ditolak oleh Google.

    Akibatnya, perusahaan teknologi domestik seperti Naver dan Kakao telah memonopoli pasar layanan pemetaan, sehingga mempersulit navigasi bagi pengunjung asing yang belum familiar dengan platform mereka.

    Google mengonfirmasi untuk pertama kalinya pada hari Selasa bahwa mereka akan mematuhi tuntutan Seoul.

    "Kami telah mengonfirmasi komitmen kami kepada pemerintah untuk mengaburkan citra satelit sebagaimana diwajibkan dan kami akan menjajaki kemungkinan memperoleh citra dari pihak ketiga Korea yang telah disetujui jika diperlukan," ujar Wakil Presiden Google, Cris Turner, kepada para wartawan.

    Pengumuman ini menandakan berakhirnya perselisihan yang telah berlangsung hampir dua dekade. Google telah memperjuangkan akses ke peta Korea Selatan yang terperinci untuk memberikan petunjuk arah berjalan kaki dan berkendara yang lengkap, tetapi Seoul menolak mengekspor data tersebut karena alasan keamanan nasional.

    Turner menambahkan bahwa Google akan "menginvestasikan banyak waktu dan sumber daya" untuk menghapus koordinat fasilitas keamanan dari petanya.

    Akses Google Maps telah ditingkatkan dalam perundingan dagang Korea Selatan baru-baru ini dengan Amerika Serikat, di mana Seoul berhasil mendapatkan pengurangan tarif di menit-menit terakhir dari Presiden Donald Trump.

    Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan bahwa data peta presisi tinggi merupakan salah satu topik yang dibahas "paling intensif" oleh Menteri Perdagangan dengan mitranya dari AS.

    Namun, kantor tersebut menambahkan bahwa "tidak ada konsesi tambahan dari pihak kami di area tersebut".

    Sumber industri mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa para pejabat Korea Selatan masih dalam pembicaraan dengan Washington, dengan kemungkinan ekspor peta presisi tinggi masih menjadi agenda. (end/AFP)