PASAR SAHAM WALL STREET DITUTUP NAIK HARI RABU
Share via
Terbit Pada
07 August 2025
21826227
IQPlus, (7/8)- Pasar saham Wall Street naik pada hari Rabu dengan Apple dan sebagian besar perusahaan teknologi besar lainnya mengalami reli karena pasar sebagian besar mengabaikan kenaikan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump.
Saham Apple naik lebih dari lima persen setelah pejabat Gedung Putih mengatakan raksasa teknologi itu berencana menginvestasikan tambahan US$100 miliar dalam belanja modal di Amerika Serikat. Amazon dan perusahaan induk Google, Alphabet, termasuk di antara nama-nama besar teknologi lainnya yang juga naik.
"Dengan berdiri dan mengumumkan secara terbuka investasi domestik bersama Presiden Trump, hal itu mengurangi kemungkinan Trump mengenakan beban tarif baru pada Apple," kata Chris Low dari FHN Financial.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,2 persen pada 44.193,12.
Indeks S&P 500 yang berbasis luas naik 0,7 persen menjadi 6.345,06, sementara Indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi naik 1,2 persen menjadi 21.169,42, kurang dari 10 poin dari rekor sepanjang masa.
Trump memerintahkan tarif tambahan sebesar 25 persen untuk barang-barang India. Tarif ini, yang diperkirakan akan mulai berlaku dalam tiga minggu, disebabkan oleh pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan oleh New Delhi.
Gelombang baru tarif Trump akan mulai berlaku pada hari Kamis di puluhan negara ekonomi lainnya.
Namun, keuntungan hari Rabu menunjukkan investor menjadi lebih terbiasa dengan pungutan tersebut.
"Pasar ini didorong oleh antusiasme," kata Jack Ablin dari Cresset Capital Management. "Belum ada yang meledak. Mungkin dampak tarif tidak akan sebesar yang dikhawatirkan investor sebelumnya."
Saham Disney turun 2,7 persen karena melaporkan laba sekitar dua kali lipat menjadi US$5,3 miliar dan mengumumkan serangkaian kesepakatan baru untuk meningkatkan usaha streaming ESPN yang akan datang.
Namun, saham McDonald's melonjak 3,0 persen karena melaporkan kenaikan laba sebesar 11 persen menjadi US$2,3 miliar. Meskipun raksasa makanan cepat saji itu kembali mencatat pertumbuhan penjualan di toko-toko AS, perusahaan tersebut memperingatkan bahwa konsumen berpenghasilan rendah sedang mengurangi pembelian di tengah tekanan keuangan. (end/AFP)