PASAR EROPA DIPERKIRAKAN BERGERAK DATAR PADA PEMBUKAAN RABU
Share via
Terbit Pada
08 October 2025
1759904082211269
IQPlus, (8/10) - Pasar saham Eropa diperkirakan akan bergerak datar pada pembukaan hari Rabu karena pasar kehilangan arah selama pekan yang sulit.
Indeks FTSE Inggris diperkirakan dibuka 0,16% lebih tinggi, DAX Jerman tepat di atas garis datar, CAC 40 Prancis tepat di bawahnya, dan FTSE MIB Italiadatar, menurut data dari IG.
Pekan ini merupakan pekan yang sulit bagi pasar regional setelah pengunduran diri Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu yang mengejutkan pada Senin pagi, bahkan sebelum ia menyampaikan rencana anggaran kepada Majelis Nasional yang terpecah belah yang telah menggulingkan dua pemerintahan sebelumnya yang berumur pendek.
Namun, secara mengejutkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron memberi Lecornu waktu 48 jam lagi untuk "diskusi akhir" dengan partai-partai pesaing guna mencoba memecahkan kebuntuan. Lecornu dijadwalkan melapor kepada Macron pada Rabu malam mengenai potensi terobosan apa pun.
Inggris dilanda kekhawatiran akan industri bajanya yang terkepung setelah Uni Eropa mengumumkan rencana pada hari Selasa untuk mengurangi kuota bebas tarif pada baja impor, dan menaikkan tarif dari 25% menjadi 50% untuk setiap kelebihan impor.
Industri ini sudah menghadapi tekanan signifikan dari tingkat kelebihan kapasitas global yang tidak berkelanjutan, kata blok tersebut. Industri baja Inggris memperingatkan bahwa langkah-langkah Uni Eropa dapat menjadi pukulan telak bagi sektor yang sudah terpuruk.
Pasar saham Asia-Pasifik diperdagangkan datar semalam, berbeda dengan Wall Street, yang mengalami kerugian pada hari Selasa.
Harga saham berjangka AS sedikit berubah pada Selasa malam setelah S&P 500 menghentikan kenaikan tujuh hari berturut-turut. Penurunan saham Oracle menimbulkan keraguan akan keberlanjutan perdagangan kecerdasan buatan. penutupan pemerintah juga memasuki minggu kedua.
Rilis data Eropa pada hari Rabu mencakup angka produksi industri Jerman. Tidak ada rilis laporan keuangan utama. (end/CNBC)
Riset Terkait
Berita Terkait