BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    PASAR ASURANSI KENDARAAN LISTRIK TIONGKOK SEDANG LESU

    Terbit Pada

    22 September 2025

    1758501893777204

    IQPlus, (22/9) - Pasar asuransi kendaraan listrik (EV) raksasa Tiongkok sedang lesu. Kerugian terus menumpuk, karena model risiko perusahaan belum mampu mengimbangi perubahan ekonomi kendaraan dan perilaku pengemudi.

    Negara ini kini memiliki puluhan juta mobil listrik di jalanannya, dan penjualannya meningkat pesat. Perusahaan asuransi Tiongkok menemukan bahwa pemilik kendaraan energi baru, yang rata-rata cenderung berusia lebih muda, sekitar dua kali lebih mungkin mengajukan klaim dibandingkan pemilik mobil berbahan bakar bensin. Biaya perbaikannya juga jauh lebih tinggi.

    Namun, meskipun pengemudi EV membayar premi mulai dari 20 persen hingga dua kali lipat premi mobil konvensional, perusahaan asuransi mobil Tiongkok telah menanggung kerugian dari asuransi kendaraan energi baru setidaknya selama tiga tahun. Industri ini merugi 5,7 miliar yuan (S$1 miliar) dari penjaminan polis NEV pada tahun 2024, menurut data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Aktuaris Tiongkok, dan diperkirakan akan kembali merugi tahun ini.

    Pengalaman perusahaan-perusahaan ini mencerminkan apa yang mulai dihadapi oleh perusahaan asuransi di belahan dunia lain, dan kesulitan perusahaan-perusahaan Tiongkok dalam meraih keuntungan di pasar kendaraan listrik terbesar dan termaju di dunia menunjukkan kesulitan dalam menentukan harga risiko secara akurat. Di Tiongkok, beberapa perusahaan asuransi mencoba mengidentifikasi pemilik mobil mana yang menggunakan kendaraan mereka untuk menyediakan layanan transportasi daring, yang meningkatkan kemungkinan mereka mengalami kecelakaan, dan apakah beberapa model lebih berisiko daripada yang lain.

    Mobil listrik berakselerasi lebih cepat daripada mobil berbahan bakar bensin, dan baterainya yang biasanya terletak di bawah lantai, dapat dengan mudah rusak jika pengemudi melaju terlalu cepat melewati jalan bergelombang. Sistem baterainya yang rumit juga dapat mencapai sepertiga dari nilai mobil, dan memiliki suku cadang yang mahal atau khusus yang tidak tersedia secara luas.

    Beberapa pengemudi transportasi daring mengategorikan kendaraan mereka sebagai "perumahan" ketika mengajukan asuransi untuk membayar premi yang lebih rendah, sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan asuransi. Data historis tentang jenis mobil dan kebiasaan mengemudi juga cepat usang ketika model kendaraan baru terus-menerus diluncurkan.

    Hasilnya adalah "perusahaan asuransi belum benar-benar berhasil membedakan antara berbagai merek, model, dan pola kerugian yang berbeda, untuk menemukan cara menghasilkan keuntungan", kata Qin Lu, CEO Tiongkok Raya di perusahaan pialang asuransi Aon.

    "Ini area yang sangat menantang," tambah Lu, yang memperkirakan bahwa banyak perusahaan asuransi tidak akan mampu membalikkan keadaan setidaknya selama tiga tahun ke depan. Dengan penjualan kendaraan listrik yang kini menyalip mobil berbahan bakar bensin, solusi perlu ditemukan, ujarnya. "Kita saat ini berada di tengah-tengahnya. Industri ini secara keseluruhan sedang berusaha menemukan cara agar hal ini berhasil."

    Perusahaan asuransi di Tiongkok mengumpulkan premi sebesar 141 miliar yuan dari asuransi kendaraan listrik tahun lalu, menurut asosiasi aktuaris. Diperkirakan premi mereka akan mencapai 500 miliar yuan pada tahun 2030 dan akan menguasai lebih dari sepertiga pasar asuransi mobil saat itu, menurut riset dari Bocom International Holdings.

    "Penetapan harga asuransi kendaraan listrik masih dalam tahap coba-coba," ujar Wenwen Chen, analis di S&P Global Ratings, meskipun premi mereka ditetapkan sebagai "mesin pertumbuhan masa depan" bagi perusahaan asuransi mobil. (end/Bloomberg)