BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    MANUFAKTUR KUAT, PEMERINTAH OPTIMALKAN STIMULUS HINGGA PADAT KARYA

    Kategori

    Ekonomi Bisnis

    Terbit Pada

    02 December 2025

    33549971

    IQPlus, (2/12) - Pemerintah mengoptimalkan stimulus ekonomi hingga sektor padat karya untuk memacu pertumbuhan seiring dengan menguatnya PMI manufaktur Indonesia.

    "Kita terus memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang terarah, termasuk stimulus kuartal IV/2025, sekaligus mendorong ekspor yang bernilai tambah dan menjaga ketahanan sektor padat karya untuk mengoptimalkan kontribusi pada ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

    Febrio mengatakan aktivitas manufaktur Indonesia terus menunjukkan penguatan selama empat bulan terakhir, dengan PMI Manufaktur Indonesia tercatat ekspansif pada November 2025 di level 53,3.

    Peningkatan signifikan atas permintaan domestik menjadi faktor pendorong utama, turut mendukung peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, dan aktivitas pembelian menjelang akhir tahun.

    Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia juga mencatatkan ekspansi, seperti India (57,4) dan Amerika (51,9). Di kawasan, negara-negara ASEAN menunjukkan penguatan aktivitas industri seperti, Thailand (56,8), Vietnam (53,8), dan Malaysia (50,1).

    "Ekspansi di negara mitra dagang utama mengindikasikan peningkatan momentum permintaan yang berpotensi mendukung kinerja ekspor Indonesia ke depan," ujar Febrio.

    Sementara itu, kinerja perdagangan Indonesia hingga Oktober 2025 menunjukkan fondasi ekonomi yang kuat dan optimis, tercermin pada neraca perdagangan yang mencatatkan surplus impresif sebesar 35,9 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 44,1 persen (ctc/cumulative to cumulative) sepanjang periode Januari-Oktober 2025.

    Total nilai ekspor Indonesia secara kumulatif mencapai 234,0 miliar dolar AS, naik 7,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Sementara impor barang modal meningkat sebesar 18,7 persen selama periode yang sama, yang juga menjadi sinyal positif akan perluasan kapasitas produksi dan investasi yang berkelanjutan.

    "Dengan capaian ini, Indonesia kian menunjukkan ketahanan sektor eksternalnya dan peran yang semakin strategis dalam perdagangan global," tambahnya.

    Dari sisi inflasi, level per November tercatat melambat ke 2,72 persen (yoy) dari 2,86 persen (yoy) pada Oktober.

    Perlambatan itu sejalan dengan meredanya tekanan inflasi harga bergejolak yang turun ke 5,48 persen (yoy) dari 6,59 persen (yoy). Perbaikan ini didukung oleh berbagai langkah stabilisasi harga pangan yang terus konsisten dilakukan sehingga beberapa harga komoditas mulai menurun, seperti beras, cabai merah, dan daging ayam.

    Namun, kata Febrio, Pemerintah terus mengantisipasi terjadinya gejolak harga seiring masuknya musim hujan yang dapat berdampak pada produksi pangan.

    Sementara itu, inflasi inti bergerak stabil pada level 2,36 persen (yoy) dan inflasi harga diatur pemerintah tetap terkendali rendah meskipun sedikit meningkat menjadi 1,58 persen (yoy) dari 1,45 persen (yoy).

    Febrio menyatakan pemerintah terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan mendorong daya saing ekspor nasional serta menjaga pasokan domestik terutama memastikan ketersediaan pangan agar tercipta harga yang stabil.

    Pemerintah terus mencermati dinamika perekonomian global serta menyiapkan langkah untuk terus mendorong peningkatan daya saing produk ekspor nasional, keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, serta diversifikasi mitra dagang utama melalui berbagai perjanjian perdagangan internasional.

    Pemerintah juga akan terus memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, termasuk dalam penyediaan untuk mencukupi kebutuhan program prioritas Pemerintah di tengah tantangan gangguan cuaca. (end/ant)