BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    MALAYSIA UMUMKAN BELANJA ANGGARAN RM419,2 MILIAR PADA 2026

    Terbit Pada

    10 October 2025

    1760088038927204

    IQPlus, (10/10) - Malaysia pada hari Jumat mengusulkan anggaran sebesar RM419,2 miliar untuk tahun 2026, dan berjanji untuk melanjutkan reformasi fiskal di tengah ketidakpastian eksternal, menurut laporan pemerintah.

    Negara ini telah mempertahankan pertumbuhan yang stabil meskipun ekspornya terdampak oleh perubahan tarif AS, tetapi perlu meningkatkan pendapatan untuk mengurangi defisit dan mengejar tujuan pembangunan ekonomi yang dicanangkan dalam rencana lima tahun pada bulan Juli.

    Sejak berkuasa pada tahun 2022, Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah memperkenalkan langkah-langkah untuk memperkuat kas pemerintah, termasuk kenaikan upah minimum, perluasan pajak penjualan, dan penghapusan subsidi bensin dan solar untuk beberapa segmen masyarakat.

    "Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan reformasi ini, terutama di saat disiplin fiskal sangat penting untuk menghadapi risiko eksternal yang meningkat," ujar Anwar dalam kata pengantar laporan prospek fiskal pemerintah.

    Anwar dijadwalkan berpidato di hadapan parlemen pukul 16.00 (08.00 GMT) untuk menyampaikan rincian lebih lanjut mengenai anggaran tersebut.

    Pengeluaran tahun 2026, naik 1,7 persen dari revisi tahun ini sebesar RM412,1 miliar, mencakup belanja pembangunan sebesar RM81 miliar dan belanja operasional sebesar RM338,2 miliar.

    Pemerintah menyatakan berada di jalur yang tepat untuk mempersempit defisit fiskal menjadi 3,5 persen dari produk domestik bruto tahun depan, dari perkiraan 3,8 persen pada tahun 2025.

    Pendapatan diproyeksikan meningkat sebesar 2,7 persen menjadi RM343,1 miliar pada tahun 2026, dari proyeksi RM334,1 miliar tahun ini, menurut laporan prospek fiskal dan ekonomi yang dirilis bersamaan dengan anggaran hari Jumat.

    Perusahaan energi negara Petronas, kontributor signifikan bagi pendapatan pemerintah, akan membayar dividen kepada pemerintah sebesar RM20 miliar pada tahun 2026, yang merupakan angka terendah sejak 2017, sebagai antisipasi terhadap penurunan harga minyak mentah dan penurunan output serta pendapatan terkait minyak bumi.

    Pengeluaran untuk subsidi dan bantuan sosial diproyeksikan turun 14,1 persen menjadi RM49 miliar pada tahun 2026 dari RM57,1 miliar tahun ini, akibat penurunan harga komoditas dan upaya pemerintah untuk menyalurkan bantuan yang lebih tepat sasaran, demikian menurut laporan tersebut.

    Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4 hingga 4,5 persen pada tahun 2026. Proyeksi pertumbuhan tahun ini diturunkan menjadi antara 4 hingga 4,8 persen dari perkiraan awal 4,5 hingga 5,5 persen pada bulan Juli, akibat ketidakpastian perdagangan dan tarif. AS telah mengenakan tarif sebesar 19 persen untuk sebagian besar ekspor Malaysia ke negara tersebut.

    Inflasi utama Malaysia diproyeksikan akan tetap terkendali tahun depan di kisaran 1,3 hingga 2 persen, dari perkiraan revisi 1 hingga 2 persen pada tahun 2025, demikian menurut pemerintah.

    Meskipun pasar global bergejolak akibat ketegangan tarif dan risiko geopolitik yang sedang berlangsung, pemerintah mengatakan kebijakan moneter Malaysia tetap mendukung perekonomian dan akan merangsang pertumbuhan di tengah harga domestik yang stabil. (end/Reuters)