BCA Sekuritas
    langid
    Berita Harian

    LABA OPERASI WINTERMAR MELONJAK 55,8% HINGGA JUNI 2025

    Terbit Pada

    29 July 2025

    20946976

    IQPlus, (29/7) - PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) menyampaikan Laba Operasi Wintermar melonjak 55,8% YOY menjadi US$8,9 juta untuk 1H2025.

    Manajemen WINS dalam siaran pers (29/7) menyampaikan bahwa laba operasi didorong oleh pertumbuhan 17% pada Pendapatan Kapal Milik dan margin kotor yang lebih tinggi akibat komposisi armada yang lebih baik serta tarif sewa yang lebih tinggi.

    Pendapatan dari Kapal Milik meningkat pada 1H2025 dibandingkan 1H2024 meskipun utilisasi lebih rendah, karena kapal-kapal yang beroperasi pada 1H2025 memiliki tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.

    Divisi Kapal Milik

    Meskipun jumlah kapal tidak berubah, komposisi armada telah membaik dengan adanya tambahan 2 unit kapal PSV yang mulai beroperasi di 1H2025 serta 3 unit HLB yang baru dibeli dimana 2 unit telah mulai beroperasi pada April 2025 dan 1 unit mulai beroperasi di July 2025. Dengan total tambahan 4 kapal berimbal hasil lebih tinggi yang beroperasi dibandingkan tahun lalu, margin kotor Divisi Kapal Milik meningkat dari 29,6% di 1H2024 menjadi 39,1% di 1H2025. Hal ini menghasilkan lonjakan pertumbuhan Laba Kotor sebesar 54,4% YOY menjadi US$12,4 juta, meskipun terjadi penurunan utilisasi dari 63,7% di FY2024 menjadi 57,9% di 1H2025.

    Meskipun paruh pertama tahun ini berjalan lebih lambat dan menyebabkan penurunan tingkat utilisasi, Perusahaan mendapatkan manfaat dari kenaikan tarif sewa rata-rata seiring lebih banyaknya kapal bernilai tinggi yang beroperasi.

    Beban Kapal Milik meningkat 22% QOQ dari 1Q2025 ke 2Q2025 karena penambahan jumlah armada serta biaya operasional armada.

    Divisi Chartering dan Layanan Lainnya

    Pendapatan Chartering mengalami penurunan tajam karena beberapa kapal menyelesaikan kontrak yang belum diperpanjang.

    Laba Kotor dari Chartering turun dari US$0,7 juta di 1H2024 menjadi US$0,2 juta di 1H2025. Laba Kotor dari Layanan Lainnya turun menjadi US$1,4 juta (-11,5% YOY) pada 1H2025 sejalan dengan penurunan tingkat utilisasi kapal selama periode ini dibandingkan tahun lalu.

    Biaya Langsung dan Laba Kotor

    Total Beban Langsung dari Divisi Kapal Milik hanya meningkat sedikit sebesar 1,3% YoY menjadi US$19,4 juta di 1H2025.

    Peningkatan terbesar berasal dari biaya bahan bakar (Fuel Bunker) yang naik 46,1% YOY menjadi US$1,4 juta akibat mobilisasi kapalkapal untuk kontrak luar negeri. Seluruh biaya lainnya menurun, kecuali Biaya Perawatan Armada yang naik 2,2% YOY menjadi US$4,1 juta di 1H2025.

    Secara triwulanan, terdapat peningkatan biaya operasional dan perawatan di 2Q2025 dibandingkan 1Q2025 akibat persiapan dan mobilisasi kapal mid-tier untuk kontrak jangka panjang di Timur Tengah.

    Biaya Tidak Langsung dan Laba Operasional

    Total Beban Tidak Langsung meningkat 11,0% YOY menjadi US$5,1 juta di 1H2025. Peningkatan terbesar berasal dari gaji dan tunjangan karyawan, masing-masing meningkat 10,0% dan 16,9% YOY menjadi US$3,8 juta dan US$0,2 juta. Seiring perbaikan kondisi bisnis dan cakupan operasi yang lebih luas secara geografis, jumlah karyawan meningkat di 2025 dibanding tahun sebelumnya. Biaya telekomunikasi dan pemasaran juga meningkat seiring dengan bertambahnya proyek internasional dan biaya jaminan penawaran (bid bond) yang lebih tinggi dalam proses tender.

    Akibat pengendalian biaya yang baik, Laba Operasi untuk 1H2025 melonjak 55,8% menjadi US$8,9 juta dari US$5,7 juta pada tahun sebelumnya.

    Pendapatan Lain, Beban Lain, dan Laba Bersih yang Dapat Diatribusikan

    Perusahaan mendapatkan pembiayaan kembali atas kapal-kapal baru yang diperoleh tahun lalu, akibatnya beban bunga meningkat menjadi US$1 juta di 1H2025, sementara pendapatan bunga juga naik dua kali lipat menjadi US$0,3 juta karena arus kas operasional yang kuat

    Kontribusi laba bersih pada posisi Ekuitas dari Entitas Asosiasi membaik dari sebelumnya rugi sebesar US$0,4 juta di 1Q2025 menjadi laba US$0,7 juta di 2Q2025. Hal ini menghasilkan keuntungan sebesar US$0,6 juta dari Investasi pada Entitas Asosiasi di 1H2025, sedikit lebih rendah dibanding US$0,8 juta di 1H2024.

    Pada 2Q2025, manajemen berhasil menjual satu kapal mid-tier berukuran lebih kecil dengan keuntungan, menghasilkan laba bersih dari penjualan aset tetap sebesar US$1,7 juta. Hal ini sejalan dengan program pembaruan armada yang terus berlanjut, di mana kapal-kapal mid-tier berimbal hasil lebih rendah akan terus dijual untuk memfokuskan armada pada kapal-kapal yang lebih besar dan berimbal hasil lebih tinggi. Namun, laba ini tidak dapat dibandingkan dengan keuntungan satu kali senilai US$17,4 juta yang dicatat di 1H2024 dari penjualan sebuah kapal PSV.

    Oleh karena itu, Pendapatan Lainnya tercatat US$1,7 juta di 1H2025 dibanding US$17,4 juta di 1H2024.

    Laba bersih sebelum pajak untuk 1H2025 mencapai US$10,7 juta, dibandingkan dengan US$23,2 juta pada 1H2024. Penurunan sebesar 53,8% ini tidak mencerminkan perbaikan mendasar pada bisnis inti karena laba 1H2024 termasuk keuntungan satu kali dari penjualan kapal.

    Porsi laba untuk Kepentingan Non-Pengendali menurun dari US$6,4 juta di 1H2024, yang termasuk sebagian laba dari penjualan kapal, menjadi US$2,7 juta di 1H2025. EBITDA Grup melonjak 25,8% YOY menjadi US$16,0 juta pada 1H2025 dibanding US$12,7 juta di 1H2024.

    Jika dampak penjualan kapal dikeluarkan, laba mendasar untuk 1H2025 adalah US$5,4 juta dibanding US$4,9 juta di 1H2024, mencerminkan pertumbuhan 10,1% YOY.

    Prospek Industri

    Terdapat indikasi bahwa fokus dunia mulai bergeser kembali dari energi terbarukan ke hidrokarbon, karena meningkatnya kebutuhan energi sementara sumber energi terbarukan masih belum mencukupi dan kurang ekonomis. Ketidakpastian yang berlanjut di Timur Tengah serta perang di Ukraina dan Gaza mendorong banyak negara untuk mencari keamanan energi.

    Selain itu, meningkatnya kebutuhan energi untuk transisi hijau dan pusat data (data centres) juga menyebabkan kembali meningkatnya permintaan akan minyak dan gas. Hal-hal ini mendukung proyeksi bahwa investasi global pada sektor migas akan tetap di atas US$610 miliar dalam beberapa tahun mendatang, dengan porsi yang terus meningkat dialokasikan untuk lapangan lepas pantai.

    Di Indonesia, pemerintah terus mendorong kemandirian di berbagai sektor, termasuk sektor energi. Saat ini terdapat empat proyek strategis nasional berskala besar di wilayah lepas pantai Indonesia yang sedang dalam tahap eksplorasi awal dan diperkirakan mulai produksi pada 2026.2030. Proyek-proyek ini akan menopang permintaan terhadap kapal OSV di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

    Prospek Bisnis

    Fokus Perusahaan dalam membangun posisi kuat di segmen kapal dynamic positioning telah menghasilkan tarif sewa campuran (blended rate) yang lebih tinggi, yang berdampak pada margin kotor yang meningkat. Tiga unit HLB yang baru dibangun dan yang mulai bekerja antara April hingga Juli 2025 akan menopang kinerja di 2H2025. Selain itu, satu unit PSV yang direaktivasi diperkirakan mulai beroperasi pada akhir 3Q2025. Siklus investasi sektor migas diperkirakan masih akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, memberikan utilisasi armada yang lebih baik dan potensi peningkatan laba.

    Arus kas yang lebih kuat berkat posisi utang yang rendah memungkinkan Perusahaan untuk terus berinvestasi pada kapalkapal bernilai tinggi sambil menjual kapal dengan imbal hasil lebih rendah.

    Penambahan kapal yang mulai beroperasi pada 2025 akan memberikan potensi pertumbuhan laba untuk 2026. Total kontrak yang dimiliki untuk dijalankan hingga akhir Juni 2025 telah meningkat menjadi US$70,9 juta. (end)