LABA BERSIH CSRA NAIK 113,2% DI SEMESTER PERTAMA 2025
Share via
Terbit Pada
30 July 2025
21054620
IQPlus, (30/7) - PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) telah menerbitkan Laporan Keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2025 (selanjutnya disebut 1H25) menunjukkan performa Perusahaan pada tingkat yang sangat baik dan sesuai ekspektasi.
Kinerja positif CSRA dalah satunya didukung dari peningkatan produksi kenaikan harga CPO. Pendapatan meningkat sebesar 71,7% menjadi Rp745,01 miliar, dari Rp433,85 miliar pada 1H24. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh peningkatan produksi yang sangat signifikan dan Harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Alhasil, laba bersih untuk 1H25 melonjak tajam sebesar 113,2% menjadi Rp142,05 miliar, dari Rp66,63 miliar pada 1H24, yang mengakibatkan peningkatan margin laba bersih menjadi 19,1%. Inisiatif pengendalian biaya dilakukan sebagai bagian dari strategi adaptif menghadapi dinamika opeasional yang menantang.
Pada akhir semester pertama 2025, total aset tercatat sebesar Rp2,42 triliun, naik dari Rp2,25 triliun pada akhir tahun 2024. Selain itu, total kewajiban perusahaan sedikit meningkat menjadi Rp978,35 miliar pada 1H25, dibandingkan dengan Rp952,72 miliar pada akhir tahun 2024.
Seman Sendjaja, Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis, menyatakan bahwa, "Dengan kinerja keuangan yang solid pada semester pertama, kami terus berkomitmen untuk mendorong kinerja ke tingkat yang lebih tinggi. Kami yakin bahwa dengan fondasi yang kuat dan tim yang tangguh, perusahaan mampu menghadapi tantangan dan menangkap peluang di tengah dinamika pasar yang terus berkembang. Saat ini, kami sedang mengimplementasikan berbagai Langkah strategis untuk memperkuat daya saing, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengoptimalkan proses bisnis melalui mekanisasi dan inovasi berkelanjutan".
Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah berjalannya mekanisasi transport di kebun, yang mempercepat distribusi hasil panen sambil menurunkan biaya dan emisi. Dengan mengadopsi peralatan canggih dan sistem yang terintegrasi, CSRA menegaskan posisinya sebagai pelaku industri yang adaptif dan progresif.
"Kami percaya bahwa melalui inovasi yang berkelanjutan, perusahaan tidak hanya mampu memperkuat daya saing, tetapi juga berkontribusi terhadap transformasi industri sawit nasional menuju praktik yang lebih bertanggung jawab dan berdaya saing," Seman melanjutkan.
"Sebagai bagian dari strategi ekspansi organik, Perusahaan tengah mempersiapkan commissioning pabrik kelapa sawit baru di kabupaten Banyuasin yang dirancang untuk mendukung efisiensi operasional di region Sumatera Selatan serta meningkatkan marjin Perusahaan. Persiapan meliputi penyelesaian tahap konstruksi, instalasi mesin berteknologi tinggi, serta running test guna memastikan operasional berjalan optimal sejak awal. Selain itu, kami juga memastikan seluruh perizinan dan standar lingkungan terpenuhi, termasuk kajian AMDAL dan penerapan sistem manajemen mutu. Pabrik ini diharapkan menjadi pusat produksi yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan, mendukung pengembangan ekonomi daerah, dan memperkuat posisi Perusahaan. Seman menambahkan.
Untuk semester kedua 2025, Perusahaan menetapkan strategi yang lebih terfokus pada peningkatan hasil dari seluruh unit perkebunan sebagai prioritas utama guna memastikan pasokan produksi internal yang stabil dan memadai. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan kinerja saat ini, tetapi juga untuk melampaui target yang telah ditetapkan melalui optimalisasi proses budidaya dan penerapan teknologi pertanian modern. Selain itu, perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan strategi tata kelola yang baik, sehingga mampu menghadapi dinamika yang ada sekaligus menjaga margin keuntungan yang sehat.
"Aspek keberlanjutan menjadi landasan penting yang diintegrasikan ke dalam seluruh proses produksi. Perusahaan berupaya untuk memastikan bahwa peningkatan hasil tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial di sekitar area operasional. Di sisi lain, Perusahaan sangat menyadari urgensi prinsip kehati-hatian dalam pengambilan keputusan bisnis dan penguatan sistem manajemen risiko, guna menghadapi ketidakpastian pasar dan tantangan eksternal. Dengan pendekatan holistik ini, perusahaan optimis dapat meningkatkan kinerja secara berkelanjutan sekaligus menjaga stabilitas jangka Panjang",pungkasnya. (end)
Riset Terkait
Berita Terkait