LABA BERSIH BUMI RESOURCES MINERALS (BRMS) NAIK 136% DI SEMESTER I 2025
Share via
Terbit Pada
30 July 2025
21058558
IQPlus, (30/7) - Pada periode H1 2025 tersebut, Perusahaan membukukan kenaikan Pendapatan sebesar 97%, Laba Usaha sebesar 209%, dan Laba Bersih sebesar 136% dari periode yang sama ditahun lalu. Dalam laporan keuangannya yang terkonsolidasi untuk periode H1 2025, BRMS mencatatkan Pendapatan sebesar $120 juta, Laba Usaha sebesar $ 50 juta, dan Laba Bersih sebesar $ 22 juta.
Charles Gobel, Direktur & Chief Financial Officer BRMS, mengatakan,"Peningkatan kinerja keuangan BRMS tersebut disebabkan oleh 2 faktor utama. Pertama, produksi emas kami naik sebesar 46% dari 26.744 oz di H1 2024 menjadi 38.993 oz di H1 2025. Kedua, harga jual emas juga meningkat sebesar 38% dari $ 2.209 di H1 2024 menjadi $3.045 di H1 2025."
Herwin Hidayat, Direktur & Chief Investor Relations Officer BRMS, menambahkan,"Pada H1 2025, BRMS mencatatkan "Biaya Lain Lain" sekitar $14 juta. Biaya tersebut terdiri dari 2 komponen. Yang pertama adalah penghapusan peralatan pabrik Carbon In Leach yang pertama yang sudah usang dan rusak sebesar $7,5 juta. Saat ini pabrik Carbon In Leach yang pertama sedang dalam proses untuk penambahan kapasitas produksi. Yang kedua adalah penghapusan proyek pengembangan usaha dimasa lampau terkait dengan eksplorasi bauksit sebesar $ 6,5 juta. Kedua komponen ini hanya dibiayakan 1x saja, dan tidak akan berulang dimasa mendatang. Tanpa "Biaya Lain-Lain" tersebut, Laba Bersih BRMS bisa mencapai $36,5 juta di H1 2025, dan $14 juta di Q2 2025."
Kinerja per Kuartal
Anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (.CPM.) telah memulai operasi pushbacks nya di area penambangan terbuka River Reef di Poboya, Palu. Pekerjaan pushbacks atas penambangan emas terbuka tersebut telah dimulai pada Q2 2025 dan diharapkan dapat selesai di Q3 2025.
Selama periode kegiatan pushbacks tersebut, CPM tidak memiliki pilihan kecuali melakukan penambangan di area tertentu saja yang tidak terdampak oleh operasi pushbacks terkait. Hal ini dapat menyebabkan kandungan emas dalam bijih yang sedang ditambang dapat berfluktuasi untuk selama periode kegiatan pushbacks tersebut (Q2 . Q3 2025). Kegiatan penambangan oleh CPM diharapkan dapat kembali normal dengan kandungan emas yang lebih tinggi pada Q4 2025 nanti.
Damar Kusumanto, Direktur Utama CPM, menjelaskan,"kadar emas dalam bijih yang kami tambang sepanjang periode Q2 . Q3 2025 akan berfluktuasi dikarenakan kami hanya bisa menambang di area tertentu yang tidak terdampak kegiatan operasi pushbacks. Rata -rata kadar emas dalam bijih yang kami proses pada Q2 2025 adalah sekitar 1,4 g/t, yang mana sedikit lebih rendah dari kadar emas dalam bijih yang diproses pada Q1 2025 (1,6 g/t). Oleh karenanya, produksi emas di Q2 2025 sedikit menurun dari produksi emas pada kuartal sebelumnya. Namun demikian, setelah operasi pushback tersebut selesai, kami berharap untuk dapat kembali menambang bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi di area baru yang tersedia pada Q4 2025."
Damar menambahkan,"BRMS berhasil membukukan produksi emas sekitar 64.000 oz di tahun 2024. Kami berharap untuk dapat mencapai produksi emas sebesar 68.000 . 73.000 oz di sepanjang tahun 2025 ini, yang mana lebih tinggi dari tahun lalu."
Kemajuan Proyek Tambang Emas Bawah Tanah di Poboya, Palu Konstruksi tambang emas bawah tanah di Poboya, Palu mengalami kemajuan yang cukup berarti. Pembangunan pintu masuk (portal) ke mulut tambang emas bawah tanah telah diselesaikan dengan baik. Terowongan (decline) dalam tambang bawah tanah sudah mencapai kedalaman lebih dari 200 meter. PT Macmahon Indonesia, kontraktor tambang di Poboya, Palu, menargetkan tambang emas bawah tanah tersebut dapat mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2027.
Agus Projosasmito, Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS, lebih lanjut menjelaskan,"Kami berencana untuk dapat memulai penambangan di prospek tambang emas bawah tanah dengan kandungan emas yang tinggi tersebut (4,9 g/t) pada semester kedua tahun 2027. Kandungan emas yang tinggi tersebut akan terlihat dalam peningkatan produksi emas yang signifikan di akhir tahun 2027." (end)
Riset Terkait
Berita Terkait