KEMENPERIN DORONG INDUSTRIALISASI BERKELANJUTAN
Share via
Terbit Pada
25 September 2025
1758764436518406
IQPlus, (25/9) - Kementerian Perindustrian berkomitmen mendukung pesan penting yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Gueterres, dan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80, ke dalam langkah konkret menuju pengembangan sektor industri nasional yang berdaya saing.
Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal PBB mengingatkan untuk mengakhiri konflik yang terjadi di beberapa negara, memberikan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), mengatasi krisis iklim, transparasi teknologi, dan solidaritas global antar negara. Sementara, Presiden Prabowo dalam pidatonya menyampaikan komitmennya terhadap ketahanan pangan, percepatan transisi energi hijau, serta berkontribusi aktif dalam menjaga perdamaian dunia.
Lebih lanjut, sejalan dengan Perjanjian Paris tahun 2015, Presiden Prabowo turut menegaskan prinsipnya dalam mengatasi perubahan iklim melalui percepatan transisi energi hijau. .Kami menargetkan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan kami yakin bisa mencapainya lebih cepat,. ungkapnya.
Hal tersebut selaras dengan komitmen Kementerian Perindustrian untuk terus mendorong transisi energi dan mempercepat dekarbonisasi pada sektor industri untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, sepuluh tahun lebih cepat daripada target nasional. Upaya ini dilakukan mengingat bahwa sektor industri merupakan penyumbang emisi yang signifikan.
"Kementerian Perindustrian telah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, untuk meraihnya, kami telah menetapkan strategi dekarbonisasi industri untuk mencapai industri hijau," ungkap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta (24/9).
Demi mencapai prinsip industri hijau yang menuju efisiensi energi dan ekonomi berkelanjutan, Kementerian Perindustrian telah menyusun Peta Jalan Dekarbonisasi, penerapan Mekanisme Perdagangan Karbon, implementasi teknologi Carbon Capture Utilization (CCU), pembentukan Green Industry Service Company (GISCO), sertifikasi industri hijau, dan mendorong efisiensi dan prinsip keberlanjutan pada industri.
Terdapat sembilan sektor industri prioritas yang menjadi fokus percepatan dekarbonisasi, yaitu industri semen, industri pupuk, industri logam, industri pulp dan kertas, industri tekstil, industri kimia, industri otomotif, industri makanan dan minuman, serta industri otomotif.
Penetapan sektor prioritas tersebut mempertimbangkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan industri lainnya.
"Saat ini, kami tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk masing-masing sektor industri prioritas, kami harap transformasi rendah emisi dan industri ramah lingkungan dapat segera tercapai," kata Menperin. (end)