KEMENHUB GELAR MOUNTAINOUS SAFETY MEETING KE-XII
Share via
Terbit Pada
07 October 2025
1759800624942504
IQPlus, (7/10) - Kementerian Perhubungan mengadakan Mountainous Safety Meeting ke-XII di Sentani, Jayapura, pada 6-7 Oktober 2025. Pertemuan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di wilayah Papua.
Mengusung tema "Resilience Mountainous Flying: Peningkatan Situational Awareness", forum ini mempertemukan berbagai pihak terkait untuk mengevaluasi tantangan dan merumuskan langkah konkret dalam meningkatkan keselamatan operasional penerbangan di Papua.
Acara dibuka oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Sokhib Al Rokhman, dan dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Otoritas Bandar Udara Wilayah IX dan X, KNKT, Unit Penyelenggara Bandar Udara di Papua, politeknik penerbangan, serta perwakilan perusahaan penerbangan seperti Chief Pilot dan Safety Manager.
"Pertemuan ini menjadi ajang untuk mendengar langsung masukan dan tantangan dari para operator di lapangan. Ini penting sebagai dasar evaluasi untuk meningkatkan prosedur dan kebijakan penerbangan ke depan," ujar Sokhib.
Ia menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, operator, dan seluruh pemangku kepentingan sangat krusial dalam menciptakan sistem keselamatan yang komprehensif dan berkelanjutan di wilayah Papua yang memiliki medan geografis yang kompleks.
Dalam pertemuan, disampaikan bahwa wilayah Papua yang memiliki kondisi geografis ekstrem dan unik sehingga menimbulkan beberapa tantangan Keselamatan Penerbangan, antara lain:
- Kompetensi SDM pilot dalam mengoperasikan pesawat di wilayah pegunungan
- Keterbatasan pengawasan operasional internal oleh operator
- Minimnya data dan informasi meteorologi
- Jangkauan komunikasi dan surveillance yang terbatas
- Minimnya prosedur navigasi dan fasilitas bandara perintis
- Ancaman keamanan di beberapa wilayah
Adapun langkah-langkah konkret dan strategis yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yakni :
- Menerbitkan pedoman operasional penerbangan di area pegunungan tropis melalui Advisory Circular AC 120-09 dan Surat Edaran Keselamatan tentang perawatan sistem pengereman roda pendaratan.
- Mendorong penerapan Flight Data Analysis (FDA) untuk pesawat kecil dengan memanfaatkan data dari instrumen avionik pesawat.
- Bersama BMKG, menggelar pelatihan observasi cuaca untuk personel bandara perintis dan maskapai penerbangan.
- Menyusun prosedur TIBA (Traffic Information Broadcast by Aircraft) dan CTAF (Common Traffic Advisory Frequency) melalui publikasi AIP.
- AirNav Indonesia telah meningkatkan layanan surveillance di sektor Timika, Sorong, dan Biak (Tahap I).
- AirNav juga telah memperbarui dan mempublikasikan jalur Visual Flight Rules (VFR) untuk Papua.
- Melakukan pembaruan data airstrip, verifikasi untuk registrasi bandara, serta melengkapi fasilitas navigasi seperti windshock.
"Melalui forum tahunan ini, Kami berharap semua pihak dapat terus memperkuat kolaborasi demi mewujudkan keselamatan penerbangan yang lebih baik di wilayah Papua, baik dari sisi kebijakan, teknis operasional, maupun peningkatan sumber daya manusia," pungkas Sokhib.(end)